Oknum TNI Tendang Aremania Ngaku Khilaf-Proses Hukum Tetap Lanjut

Tragedi Kanjuruhan

Oknum TNI Tendang Aremania Ngaku Khilaf-Proses Hukum Tetap Lanjut

tim detikJatim - detikBali
Kamis, 06 Okt 2022 09:58 WIB
Pangdam V Brawijaya saat temui suporter Aremania korban tendangan kungfu
Pangdam V Brawijaya saat temui suporter Aremania korban tendangan kungfu. Foto: Istimewa
Bali -

Oknum anggota TNI yang menendang suporter Arema FC, Aremania di tragedi Kanjuruhan Malang, mengaku khilaf. Usai video kejadian viral, Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Nurchahyanto dan oknum penendang datang ke rumah korban untuk meminta maaf.

Korban Muhammad Hazemi Rafsanjani (16), mengaku masih merasa sedikit nyeri di bagian tubuh yang terkena tendangan 'kungfu' oknum anggota TNI. Kuasa hukumnya dari Peradi Malang Muji Laksono menceritakan, korban saat itu datang ke Stadion Kanjuruhan untuk menonton laga Arema FC kontra Persebaya.

"Setelah pertandingan berakhir. Ada beberapa suporter yang turun dan akhirnya Raffi (sapaan akrab korban) ikutan turun ingin ketemu sama pemain gitu. Bukan mau ikut bikin kerusuhan," kata Muji, Rabu (5/10/2022), dilansir dari detikJatim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Raffi kemudian kembali ke tribun karena melihat gesekan suporter dan aparat keamanan semakin memanas. Namun, belum sampai ke tribun, korban mendapatkan tendangan kungfu dari salah satu anggota TNI.

"Selain ditendang, ada salah satu aparat yang melakukan pemukulan kepada korban dengan tongkat. Raffi naik lagi ke tribun. Saat di tribun dia sempat kena gas air mata juga, terus ditolong teman-temannya," kata Muji.

Beruntung, korban berhasil selamat dan kembali pulang ke rumahnya di Poncokusumo, Malang. "Kemarin (4/10/2022) Pangdam sama pelaku datang ke rumah korban untuk meminta maaf atas kejadian itu," ungkapnya.

"Tapi dari pihak keluarga memutuskan melanjutkan permasalahan ini ke ranah hukum. Kasus sudah dilaporkan dan masuk tahap penyelidikan, saksi-saksi juga diperiksa sekarang," tandas Muji.

Sementara itu, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) V Brawijaya Kolonel Arm Kusdi membenarkan oknum TNI penendang suporter itu sudah meminta maaf secara langsung kepada korban di Malang. Dia didampingi Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto.

Meski sudah meminta maaf, lanjut Kusdi, oknum TNI tersebut tetap diproses hukum. Anggota TNI yang bersangkutan saat ini sedang menjalani proses pemeriksaan oleh Polisi Militer Kodam (Pomdam) V Brawijaya.

"Betul, kemarin didampingi langsung sama Pak Pangdam itu. Jadi orangnya yang nendang sekarang sudah diproses di Pomdam," ujar Kusdi.

Menurutnya, oknum TNI tersebut telah melakukan kesalahan karena tendangan ke masyarakat sipil menyalahi prosedur yang seharusnya diterapkan seluruh personel. Kusdi menjelaskan, hal tersebut melanggar disiplin.

"Salah prosedur itu. Kan tidak boleh seperti itu. Ya, kalau di polisi melanggar kode etik, kalau di TNI berarti itu tindakan pelanggaran disiplin. Harus diproses hukum, nanti yang bersangkutan bisa kena sanksi tunda pangkat," katanya.

Simak halaman selanjutnya, permintaan maaf oknum TNI...

Saksikan Video 'Pangdam Brawijaya Datangi Rumah Rafi, Suporter yang Ditendang TNI':

[Gambas:Video 20detik]



Beredar video di Twitter, dua orang berseragam TNI menemui korban tendangan 'kungfu'. Mereka berbincang dengan keluarga dan pemuda yang diduga korban tendangan anggota TNI.

Salah satu anggota TNI tersebut mengatakan menunjukkan video tendangan 'kungfu' dan bertanya kepada anggotanya siapa pelaku penendang. "Saya tanya siapa pelakunya, ternyata dengan kesatria dia ini mengaku," ujarnya.

Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) V Brawijaya Mayor Kusdi membenarkan permintaan maaf anggotanya kepada korban. Dalam video tersebut dijelaskan ada Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Nurchahyanto.

Di dalam video yang beredar di Twitter, Pangdam V Brawijaya sempat menyampaikan kepada keluarga dan korban bahwa si pelaku penendangan sebenarnya sudah mengakui perbuatannya.

"Kemarin dia nyari-nyari sebenarnya, mau minta maaf," ujar Pangdam di video.

"Nggih, kulo pengen ketemu kalih panjenengan. Kulo khilaf, pangapunten (Iya, saya ingin ketemu Anda. Saya khilaf, maaf)," ujar si pelaku penendangan.

Sementara keluarga korban menimpali permintaan maaf Pangdam dan personel TNI pelaku penendangan terhadap anaknya tersebut.

"Umpama larene salah ngoten kulo mboten nopo'o. Larene ngerusak nopo ngerusuhi, saestu kulo mboten masalah. Tapi posisine nggih ngoten iku, larene mboten damel rusuh ngoten, pak. (Kalau seumpama anaknya salah saya tidak masalah. Kalau Merusak atau berbuat rusuh, sungguh saya tidak masalah. Tapi posisinya anak saya enggak bikin rusuh, pak)," ujar ibu suporter korban 'kungfu' itu.

Dalam keterangan tertulis, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto menyampaikan dirinya telah meminta maaf kepada keluarga korban atas tindakan represif oknum prajurit TNI AD saat pengamanan laga Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang.

"Kami sengaja datang menemui dek Rafi dan keluarga. Ini dek Rafi yang viral di medsos, dia ditendang oleh prajurit kami. Nah kedatangan kami meminta maaf kepada dek Rafi dan keluarga atas tindakan yang dilakukan anggota kami. Kami pastikan anggota kami sedang diperiksa," katanya.

Halaman 2 dari 2
(irb/dpra)

Hide Ads