7 Tahun Berkiprah, Tuwut Tabanan Lepas Liarkan 200 Ekor Burung Hantu

7 Tahun Berkiprah, Tuwut Tabanan Lepas Liarkan 200 Ekor Burung Hantu

Chairul Amri Simabur - detikBali
Minggu, 02 Okt 2022 21:30 WIB
Suasana kandang penangkaran burung hantu Tuwut di Banjar Pagi, Desa Senganan, Kecamatan Penebel.
Suasana kandang penangkaran burung hantu Tuwut di Banjar Pagi, Desa Senganan, Kecamatan Penebel. Foto: ist
Tabanan - Bermula dari keinginan untuk membasmi hama tikus, penangkaran burung hantu Tuwut (Tyto Alba Uma Wali untuk Tani) di Banjar Pagi, Desa Senganan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan terbentuk pada 2015 lalu. Setidaknya hampir dua ratus ekor burung hantu telah berhasil ditangkarkan Tuwut yang sebentar lagi memasuki usia tujuh tahun.

"Anggap (Tuwut) sudah berjalan enam setengah tahun. Sudah hampir dua ratus ekor (dilepasliarkan)," jelas Made Jonita yang mengelola penangkaran burung hantu Tuwut, Sabtu (1/10/2022).

Dek Enjoy, begitu Made Jonita akrab disapa, menuturkan bahwa penangkaran burung hantu tersebut dimulai sejak 2015 lalu. Kegiatan penangkaran ini berawal dari serangan hama tikus.

"Akhirnya teman-teman bersama pemerhati pertanian mencari solusi. Ketemulah solusi ini. Menangkar burung hantu sebagai predator hama alami," ujarnya.

Di masa-masa awal, penangkaran dilakukan dengan mengadopsi anakan burung hantu yang diperoleh dari beberapa tempat. Ada yang di Kantor Camat Tabanan, Camat Kediri, dan kantor Desa Pandak di Kecamatan Kediri.

"Awalnya itu kami adopsi delapan ekor anakan. Kami tangkar dan kami latih untuk berburu tikus," tuturnya.

Setelah dewasa, delapan burung itu kemudian dilepasliarkan pada areal persawahan Subak Ganggangan yang berada di sekitar Banjar Pagi dengan luas sekitar 25 hektar.

Untuk memantapkan aktivitas penangkaran, tim dari Tuwut juga sempat belajar hingga ke Demak, Jawa Tengah. Ilmu yang diperoleh di sana kemudian diterapkan di penangkaran Tuwut dengan kandang berukuran sekitar 648 meter kubik.

"Di dalam kandang itu sekarang ada tujuh ekor. Yang di luar ada lima ekor. Ada juga yang di Rubuha atau rumah burung hantu," jelasnya.

Saat ini, sambungnya, ada tiga induk yang rutin bertelur dan beranak. Dalam setahun, induk burung hantu bisa beranak sampai dua kali dengan jumlah maksimal lima ekor.

Cerita lengkap klik halaman selanjutnya

Suasana kandang penangkaran burung hantu Tuwut di Banjar Pagi, Desa Senganan, Kecamatan Penebel.Suasana kandang penangkaran burung hantu Tuwut di Banjar Pagi, Desa Senganan, Kecamatan Penebel. Foto: ist

Karena itu, setidaknya sampai saat ini, hampir dua ratus ekor telah ditangkarkan dan dilepasliarkan sebagai predator tikus alami.

"Di awal-awal, ada delapan ekor yang kami tangkar, terus kami latih agar lebih handal berburu tikus," imbuhnya.

Dalam perjalanannya, proses pelepasliaran burung hantu hasil penangkaran tersebut tidak hanya di seputar Subak Ganggangan. Wilayah pelepasliaran juga berkembang ke wilayah sekitarnya seperti di seputaran Jatiluwih, Kecamatan Penebel.

Kemudian di Desa Timpag, Kecamatan Kerambitan. Bahkan sampai luar kabupaten seperti Gianyar dan Klungkung.

"Karena burung hantu dewasa itu punya teritorinya masing-masing. Tidak numplek (bergerombol) di satu tempat saja. Tidak beranak pinak satu tempat saja," jelasnya.

Meski telah mengembangbiakkan hampir dua ratus ekor, aktivitas penangkaran burung hantu Tuwut bukannya tidak menemukan kendala. Dek Enjoy menyebutkan, waktu menjadi salah satu kendala perburuan tikus untuk makanan burung hantu.

Di samping itu, pihaknya juga harus menyediakan waktu untuk mengevakuasi burung-burung hantu yang terluka di wilayah lainnya.

"Entah itu karena berkelahi dengan binatang lainnya atau sesamanya. Kena benang layangan. Itu yang dievakuasi terus ditangkarkan," sebutnya.

Sedangkan untuk kebutuhan makanan, ia menyebutkan bahwa sejauh ini kendalanya hanya pada kesediaan waktu untuk berburu. Dengan tujuh ekor burung hantu di dalam kandang penangkaran, setidaknya dalam sehari diperlukan sembilan ekor tikus.

"Tikus itu diburu. Pakai senapan. Kami cari di sekitar kandang. Ada saja. Sore ditembak. Malamnya dikasih (ke burung hantu)," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Viral Bule Cekcok dan Siram Peserta Lomba Layangan di Bali"
[Gambas:Video 20detik]
(nor/iws)

Hide Ads