Bule Amerika Safari Jumat Bagi-bagi Nasi Bungkus di Bali

Kisah Inspiratif

Bule Amerika Safari Jumat Bagi-bagi Nasi Bungkus di Bali

Chairul Amri Simabur - detikBali
Jumat, 30 Sep 2022 09:59 WIB
David Sanford Scherer saat melakukan salat Jumat dalam Safari Jumat di salah satu musala di Tegalalang, Gianyar, Bali.
David Sanford Scherer saat melakukan salat Jumat dalam Safari Jumat, di salah satu musala di Tegalalang, Gianyar, Bali. Foto: Tangkap Layar Kanal HatiTube Channel
Denpasar -

Seorang muslim bule Amerika, David Sanford Scherer (50), membuat program berkunjung ke masjid-masjid atau musala yang ada di Bali. Program yang dijalankan bersama beberapa temannya itu diberi nama, Safari Jumat.

Tidak sekadar berkunjung, David Sanford Scherer dan teman-temannya melaksanakan program itu sembari menunaikan salat Jumat dan menyebarkan sedekah nasi bungkus. "Sambil bersedekah dan refreshing," ujar David Sanford Scherer, Rabu (28/9/2022).

Pria kelahiran Seattle, Negara Bagian Washington, Amerika Serikat ini, menyebutkan, program ini sejatinya sudah dimulai sejak 2010. Berawal dari kegiatan berbagi nasi bungkus kepada jemaah salat Jumat, di masjid-masjid atau musala seputaran Denpasar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kegiatan itu terinspirasi saat ia dan istrinya, Indriyani Kuntowati (50), sedang berhaji. Usai salat Jumat, David Sanford Scherer, melihat ada banyak orang antre di kota tersebut.

"Akhirnya saya ikut antre dan ternyata saya dapat nasi," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Ia kemudian membawa nasi itu ke hotel. Nasi itu kemudian ia makan bersama istrinya. Sambil memakan nasi, ia bertanya ke istrinya apa memungkinkan bagi-bagi nasi di Indonesia ketika habis Jumatan. Apalagi, ia dan istrinya kebetulan memiliki usaha yang bergerak di bidang makanan, distribusi, dan impor di Simpang Siur, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali.

Tiba di Indonesia, ia sowan ke guru ngajinya, Kusnadi, yang kelak dalam setiap Safari Jumat membuat dokumentasi bersama teman-temannya. "Teman yang istiqomah itu. Teman-teman yang berikan dukungan. Pahalanya banyak di mereka. Jadi pada 2010, saya mulai setiap minggu (Jumat)," ujarnya.

Kegiatan itu terus berlanjut. Namun pada 2020, karena pandemi, kegiatan Safari Jumat terhenti karena adanya kebijakan pembatasan dalam melaksanakan ibadah.

"Tapi bagi-bagi nasinya tetap jalan. Cuma waktunya saja saya geser ke sore hari atau habis Asar. Kami bagikan ke tempat-tempat kuli pasir atau anak-anak yang belajar mengaji. Konsepnya diubah biar tidak ramai-ramai," sebutnya.

Baru dua bulan ini, aktivitas Safari Jumat diaktifkan lagi seperti awal mulanya. Hanya saja, kali ini aktivitas itu dilakukan di masjid-masjid atau musala yang ada di luar Denpasar.

Kegiatan Safari Jumat yang kembali dilakukan David bersama teman-teman mengajinya itu didokumentasikan dalam video yang ditayangkan di kanal HatiTube Channel.

Baca halaman selanjutnya, kisah David Sanford Scherer menjadi mualaf...

Mualaf saat Malam Takbiran

Bagi David Sanford Scherer, Indonesia bukanlah tempat yang asing. Karena sejak usia tiga tahun, ia sudah tinggal di Indonesia. Ia juga sudah mengenal Islam sejak masih belia. Saat berbincang, tidak ada logat Inggris yang terdengar dari ucapan David Sanford Scherer.

"Saya sudah tidak asing dengan budaya Indonesia. Sudah 47 tahun di Indonesia. Pindah ke sini (Indonesia) usia tiga tahun. Ketemu saya seperti ketemu orang Indonesia. Cuma casing-nya saja bule," ujarnya.

Ia menuturkan, pada 1975 ayahnya pindah ke Indonesia. Pada 1976, ayahnya membuka sekolah berbahasa Inggris. Ia mengikuti ayahnya pindah ke Indonesia pada usia tiga tahun.

Pada malam takbiran di 1993, ia memutuskan untuk masuk Islam. Ia membaca dua kalimat Syahadat pada malam takbiran di Cipete, Jakarta Selatan.

"Saya menikahnya baru pada 1995. Jadi saya bukan mualaf karena nikah," tegasnya.

Ia baru mengenal Indriyani Kuntowati pada 1995 di Bali. Itu pun kebetulan karena dikenalkan kakak ipar dari Indriyani.

Saat ini ia telah dikaruniai dua orang anak. Bersama keluarganya, ia tinggal di Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan.

Pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, ia mulai memperoleh kewarganegaraan Indonesia. David Sanford Scherer mengaku tidak bisa menceritakan bagaimana awal mula masuk Islam.

"Saya tidak bisa cerita bagaimana pas mendengar takbir. Pada waktu itu, nggak pakai ini itu, langsung putuskan masuk Islam. Keluarga juga tidak mempersoalkan. Karena keluarga saya kebetulan tidak terlalu relijius," tuturnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Ide Outfit untuk Anak"
[Gambas:Video 20detik]
(irb/dpra)

Hide Ads