29 September Hari Jantung Sedunia, Simak Sejarahnya

29 September Hari Jantung Sedunia, Simak Sejarahnya

Tim detikHealth - detikBali
Rabu, 28 Sep 2022 19:10 WIB
Ilustrasi Jantung
Ilustrasi - Tahun ini, Hari Jantung Sedunia jatuh pada Kamis 29 September 2022. Simak sejarah peringatan Hari Jantung Sedunia. (Foto: Shutterstock/)
Bali -

Setiap tanggal 29 September diperingati sebagai Hari Jantung Sedunia atau World Heart Day (WHD). Tahun ini, Hari Jantung Sedunia jatuh pada Kamis (29/9/2022).

Lantas bagaimana sejarah peringatan Hari Jantung Sedunia? Bagaimana kasus penyakit jantung di Indonesia?

Dilansir dari detikHealth, Hari Jantung Sedunia tahun ini mengusung tema "Use Heart for Every Heart". Melalui tema tersebut, federasi jantung dunia berharap kesadaran masyarakat seluruh dunia meningkat untuk mencegah dan mengelola penyakit kardiovaskular.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk diketahui, Hari Jantung Sedunia dicetuskan oleh World Heart Federation (WHF) dan World Health Organization (WHO) pada 1999. Ide tersebut dicetuskan oleh Antoni Bayés de Luna, presiden WHF periode 1997-1999.

Peringatan Hari Jantung Sedunia muncul karena maraknya penyakit jantung di dunia. Bahkan di awal 2000-an, sekitar 17 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat penyakit kardiovaskular. Mayoritas kematian tersebut diakibatkan penyakit jantung koroner atau stroke.

ADVERTISEMENT

Hari Jantung Sedunia awalnya diperingati pada hari Minggu terakhir di bulan September. Namun, semenjak 2012, peringatan ini terus dikenang setiap 29 September.

Lebih dari 90 negara mengambil bagian dalam acara internasional ini setiap tahunnya. Peringatan Hari Jantung Sedunia dianggap terbukti menjadi sarana yang efektif untuk menyebarkan informasi tentang CVD (Cardiovascular Disease).

Kasus Penyakit Jantung di Indonesia

Dikutip detikHealth dari National Today, Amerika Serikat menghabiskan sekitar 200 miliar dolar untuk layanan perawatan kesehatan, pengobatan, dan kehilangan produktivitas karena penyakit jantung setiap tahunnya. Selain Amerika Serikat, Indonesia juga mengalami hal yang serupa.

Beberapa waktu lalu, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkap sejumlah penyakit yang menjadi biang kerok tekornya BPJS Kesehatan, di antaranya yakni jantung dan stroke. Ini juga termasuk penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi di Indonesia. Adapun penyakit jantung memakan biaya senilai Rp 10,3 triliun dan stroke Rp 2,5 triliun.

"Paling banyak meninggal urutannya jantung, kanker, stroke, ginjal. BPJS Kesehatan juga paling banyak biayanya jantung, cancer, stroke, ginjal jadi kita fokusnya ke sana dulu," beber Menkes Budi dalam konferensi pers, Rabu (10/8/2022).

Momentum Hari Jantung Sedunia pun dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan penyakit kardiovaskular, termasuk pencegahan dan dampak globalnya.

Melansir Britannica, penyakit kardiovaskular adalah penyebab kematian paling umum secara global. Adapun faktor pemicu utama penyakit kardiovaskular adalah gaya hidup yang tak sehat dan bisa diubah, seperti pola makan yang buruk, kurang olahraga, dan merokok.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads