Staf kerajaan membongkar kelakuan buruk Meghan Markle selama menjadi anggota keluarga Kerajaan Inggris. Pangeran Harry dan Meghan Markle tinggal di dalam lingkungan kerajaan setelah menikah, hingga memutuskan mundur dan meninggalkan Inggris dua tahun kemudian.
Buku Courtiers: The Hidden Power Behind the Crown karya Valentine Low mengungkapkan, sejumlah staf kerajaan mengaku mendapat pengalaman buruk dan sakit hati selama bekerja untuk Meghan Markle.
"Banyak orang yang merasa sakit hati. Banyak perempuan muda yang sakit hati karena perlakuan mereka," ungkap Valentine Low dalam bukunya, seperti dilansir dari detikHot.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Valentine Low mencontohkan salah satu perlakuan buruk yang diterima staf muda kerajaan. Meghan Markle bahkan disebut mencerca seorang staf Kerajaan Inggris di depan staf lain.
"Jangan khawatir. Kalau benar-benar ada orang lain yang bisa kuminta untuk melakukan hal ini, aku akan menyuruh mereka dan bukan kamu!" diduga ucapan Meghan Markle kepada staf tersebut.
Istri Pangeran Harry juga dikatakan beberapa kali menyerang staf secara verbal. Ia sempat marah pada salah satu staf kerajaan atas insiden yang melibatkan media di salah satu kegiatan.
"Dia tidak mengangkat telepon. Aku takut. Ini sangat konyol. Aku tidak bisa berhenti gemetaran," ujar staf saat Meghan Markle tak bisa dihubungi.
Sementara itu, ajudan kerajaan mengungkapkan, Pangeran Harry dan Meghan Markle sering memanggil staf keluar saat makan malam hanya untuk memarahi mereka. Kejadian tersebut membuat staf sangat sakit hati.
"Setiap sepuluh menit, aku harus keluar hanya untuk dimaki oleh Meghan dan Harry. Mereka bilang, 'Aku tidak percaya kau melakukan hal seperti ini. Kau sudah mengecewakanku. Apa yang kau pikirkan?' Hal seperti itu berlangsung selama beberapa jam," ungkap salah satu staf.
Sekretaris pribadi Meghan Markle saat itu, Samantha Cohen, juga pernah dimaki-maki Meghan Markle dan Pangeran Harry. Hal tersebut terjadi sebelum dan selama penerbangan ke Australia untuk tur 2019 di Pasifik Selatan.
"Sam selalu menyebut bekerja dengan mereka seperti bekerja untuk sejumlah remaja. Dia merasa sengsara. Dia terus menerus harus membela Harry dan Meghan sambil menerima perundungan tersebut dari mereka," ungkap salah satu teman Cohen dalam buku yang sama.
(irb/irb)