Bahasa Jadi Kendala Pemuda Karangasem Dapat Bekerja ke Luar Negeri

Bahasa Jadi Kendala Pemuda Karangasem Dapat Bekerja ke Luar Negeri

I Wayan Selamat Juniasa - detikBali
Jumat, 23 Sep 2022 14:59 WIB
CTI Asian Processing Center saat melakukan sosialisasi terhadap anak muda yang akan bekerja ke luar negeri, di Aula Disdikpora Kabupaten Karangasem, Bali, Jumat (23/9/2022).
CTI Asian Processing Center saat melakukan sosialisasi terhadap anak muda yang akan bekerja ke luar negeri, di Aula Disdikpora Kabupaten Karangasem, Bali, Jumat (23/9/2022). Foto: I Wayan Selamat Juniasa
Karangasem -

Belakangan ini, minat anak muda untuk bekerja ke luar negeri terutama ke kapal pesiar sangat tinggi, salah satunya di Kabupaten Karangasem, Bali. Tapi untuk dapat bekerja ke luar negeri tentu harus dibarengi dengan kemampuan mumpuni.

Direktur Crew Transfer Internasional (CTI) Asia Processing Center I Nyoman Diana mengatakan, minat generasi muda untuk bekerja ke luar negeri memang cukup tinggi. Tapi ada beberapa penghalang yang membuat mereka gagal bekerja ke luar negeri, salah satunya adalah terkait bahasa.

"Bahasa ini tidak bisa dipelajari secara instan, jadi butuh waktu untuk menguasainya, karena bahasa itu harus dipelajari, dipraktekkan, dan dikomunikasikan sehingga menjadi kebiasaan. Nah inilah salah satu penghalang para generasi muda akhirnya gagal berangkat," kata Nyoman Diana, saat ditemui di acara sosialisasi bagi anak muda yang akan bekerja ke luar negeri di Aula Disdikpora Kabupaten Karangasem, Bali, Jumat (23/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melalui sosialisasi tersebut, Nyoman Diana berharap anak muda dapat mengubah hal tersebut. Jadi sebelum memutuskan bekerja ke luar negeri, kemampuan harus diasah terlebih dahulu, sehingga kesempatan semakin besar dan bisa lolos wawancara terakhir.

"Saya mencontohkan, misalkan dari 100 orang yang melamar, yang lolos final interview paling hanya beberapa orang, karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan sehingga banyak yang gugur," kata Nyoman Diana.

ADVERTISEMENT

Selain itu, Nyoman Diana menyebut, sering beredar isu bekerja ke luar negeri butuh banyak uang. Sebenarnya itu tidak benar, karena untuk bekerja ke luar negeri hanya butuh kemampuan dan pengetahuan. Jika ada oknum meminta uang dan menjanjikan dapat bekerja ke kapal pesiar, itu harus diwaspadai dan kalau bisa dilaporkan ke pihak berwajib.

"Saya sangat berharap para generasi muda, khususnya di Karangasem bisa berubah dan mau menambah kemampuan, sehingga nantinya bisa meraih cita-cita untuk bekerja di luar negeri," kata Nyoman Diana.

Sementara itu, salah satu calon pekerja yang mengikuti sosialisasi, I Kadek Mahesa Dwipayana (21), asal Desa Buitan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, mengaku sangat antusias mengikuti sosialisasi tersebut. Ia juga berharap bisa bekerja ke luar negeri karena itu merupakan cita-citanya selama ini.

"Tujuan utama saya bekerja ke luar negeri karena ingin punya pengalaman dan penghasilan lebih. Saya juga sudah mempersiapkan dengan matang, mulai dari bahasa dan lainnya. Saya sangat berharap bisa bekerja ke luar negeri," kata Dwipayana.




(irb/irb)

Hide Ads