Menlu Beberkan Persiapan G20 di New York-Singgung Situasi Geopolitik

Menlu Beberkan Persiapan G20 di New York-Singgung Situasi Geopolitik

Tim detikNews - detikBali
Kamis, 22 Sep 2022 06:02 WIB
Menlu Retno Marsudi
Menlu Retno Marsudi. (Foto: Dok. Andi Barus/Kemlu)
Bali -

Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi membeberkan perkembangan persiapan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Indonesia, yang semakin dekat. Ia mengimbau agar jangan terperangkap situasi geopolitik yang kian memanas.

"Dengan semakin dekatnya KTT G20, kita tidak boleh terperangkap dengan dinamika geopolitik yang memanas. Kita harus terus pastikan agar G20 membuahkan hasil yang menguntungkan bagi kita semua. Karenanya saya harap dukungan dari semua pihak," kata Menlu Retno di New York, Amerika Serikat, Rabu (21/9/2022) waktu setempat.

Hal itu diungkapkan Menlu Retno di hadapan para menteri dari kelompok negara-negara berkembang Forum Global Governance Group (3GMM) di New York, Amerika Serikat. Ia juga menyinggung soal krisis pangan dan energi akibat konflik di Ukraina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di hadapan forum ini, tahun lalu, saya menyampaikan visi presidensi G20 Indonesia yang fokus pada pemulihan global. Hari ini, setahun kemudian, tantangan yang kita hadapi sudah berbeda... tensi geopolitik memanas, krisis pangan dan energi akibat perang di Ukraina, dan tantangan baru isu kesehatan," kata Menlu, dikutip dari detikNews.

Retno mengatakan, Indonesia sebagai Presiden G20 tahun ini tidak tinggal diam atas kondisi ini. Menurutnya, Indonesia menargetkan G20 sebagai katalis pemulihan ekonomi dunia.

ADVERTISEMENT

"Tentu saja sebagai Presiden G20, Indonesia tidak tinggal diam. Indonesia lakukan penyesuaian untuk memastikan G20 tetap menjadi katalis pemulihan ekonomi global," ujar Menlu Retno.

Ia pun menyampaikan beberapa capaian yang menonjol seperti pembentukan Financial Intermediary Fund (FIF) yang telah mengumpulkan dana sebesar USD 1,4 miliar bagi pencegahan pandemi di masa yang akan datang. Berikutnya pembentukan Digital Innovation Network (DIN) yang menghubungkan banyak start-up internasional untuk berbagi pengalaman dan pendanaan. Termasuk juga berbagai kerja sama yang telah disusun dan disepakati, khususnya untuk energi bersih dan pengurangan emisi karbon.

Di sisi lain, Retno berharap hasil konkret dari G20 nantinya tidak hanya difokuskan bagi negara anggota saja, melainkan semua negara. "Terdapat 243 proposal dari negara-negara dan 43 proposal dari organisasi internasional, yang akan menguntungkan semua, khususnya negara-negara berkembang," kata Menlu Retno.

Untuk diketahui, Pertemuan 3GMM dipimpin Menlu Singapura Vivian Balakrishnan dan dihadiri oleh negara-negara berkembang seperti Filipina, Brunei Darussalam, Bahrain, PEA, Kostarika, Guatemala, Jamaika, dan Botswana.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads