Orang tua siswa meminta armada bus sekolah di Denpasar, Bali, ditambah. Sejauh ini sebanyak 13 bus sekolah subsidi telah beroperasi di Kota Denpasar, Bali, guna melakukan pengantaran dan penjemputan siswa sekolah.
Wali Kota Denpasar Jaya Negara mengakui saat ini memang ada permintaan dari para orang tua siswa untuk melakukan penambahan armada bus tersebut. Namun pihaknya kini belum memiliki anggaran untuk hal tersebut.
"Sekarang ada 13 bus yang keliling. Sementara belum ada anggaran untuk menambah karena kondisi kami memang seperti ini. Makanya ada minta permohonan, kami belum bisa jawab," kata Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara saat menerima audiensi detikBali di kantornya, Kamis (15/9/2022)..
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jaya Negara menegaskan dirinya telah menyampaikan kepada orang tua siswa bahwa bus sekolah kini diperuntukkan sesuai zonasi sekolah. Sebab para siswa saat ini bersekolah sesuai zonasinya masing-masing.
"Sekarang ini kan sekolah sudah pakai zonasi, kan tidak mungkin sekolahnya ini zonasi busnya ikut yang tidak zonasi. Kami taruh per sekolah karena dia melayani zonasi," jelasnya.
Ia menjelaskan, kehadiran bus subsidi tersebut sebenarnya tujuan utamanya bukan untuk antar jemput sekolah. Namun untuk menjaga keselamatan para anak-anak tersebut.
Guna menjaga keselamatan para siswa, sehingga harus ada yang memandu. Pemandu nantinya memasukkan para orang tua ke WhatsApp grup, sehingga mereka mengetahui sudah sampai di mana anaknya diantarkan memakai bus sekolah tersebut. Dengan begitu, keselamatan anak pulang sekolah bisa tetap terjamin.
Di sisi lain, Jaya Negara mengaku mendapatkan permintaan dari masyarakat agar memberdayakan bemo untuk antar jemput para siswa sekolah. Namun Jaya Negara belum menyanggupi permintaan itu.
Menurutnya, di samping aturan untuk membayar bemo belum ada, ia juga masih meragukan keselamatan para siswa jika naik bemo. Sebab sopir bemo belum bisa dikontrol ke mana yang bersangkutan menggeber mobilnya.
Kondisi itu tentu berbeda dengan bus sekolah. Sebab bus sekolah sudah dilengkapi dengan teknologi sehingga para orang tua dapat mengetahui anaknya berada di jalan mana.
"Kalau bus kan bertanggung jawab, karena dia bisa dilihat arah mobilnya, sehingga orang tua bisa mengetahui anaknya sudah di mana. Minimal ada kenyamanan," jelas Jaya Negara.
Di sisi lain, Jaya Negara juga meminta kepada para orang tua yang sudah cukup mapan agar tidak bergantung kepada bus sekolah tersebut. Sebab bus sekolah subsidi ini masih dalam jumlah terbatas, sehingga bisa dinikmati anak-anak kurang mampu.
"Kalau pemerintah berupaya melayani itu ya, bagi yang sudah mempunyai anak-anak yang mampu ya jangan lah ikut minta pelayanan, jadi biarkan anak-anak yang benar-benar kurang," pintanya.
Sebab, jika anak mampu juga ikut dalam bus tersebut, maka jumlah yang perlu diantarkan akan semakin banyak. Karena itu, anak-anak yang belum mendapatkan giliran untuk diantar bisa saja pulang ke rumahnya cukup sore, bahkan sampai pukul 15.00 Wita.
"Karena banyaknya anak-anak, bisa sampai pulang ke rumah baru pukul 15.00 Wita, karena banyaknya anak. Kenapa kami melayani pakai zona, karena kami melayani benar-benar diukur waktunya," kata dia.
"Tapi harapan kami kan ada saling melayani, kalau orang tuanya mampu bisa bawa mobil bisa punya sopir, pantangan lah minta pelayanan ini. Kami lihat juga anak-anak yang dilayani," harap Jaya Negara.
(irb/irb)