Kejanggalan lain dari kasus pembunuhan Brigadir Yoshua alias Brigadir J terkuak. Selain menemukan beda jumlah selongsong peluru, penyidik juga menemukan adanya temuan tiga jenis peluru dari tiga produsen berbeda.
Dikutip dari detikX, dalam dokumen uji Labfor yang didapatkan dari sumber detikX, tiga jenis peluru ini memiliki kode khusus di bagian bokongnya. Enam peluru berkode PIN 9 CA, 14 buah berkode S&B 9x19, dan 1 butir berkode LZ Luger 9mm.
Masing-masing kode menandakan bahwa peluru tersebut dibuat oleh produsen yang berbeda. PIN diproduksi oleh PT Pindad (Persero), S&B dibuat oleh Sellier & Bellot, dan LZ merupakan pabrikasi dari Limit-Z Company.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Temuan ini memunculkan kecurigaan bahwa bukan hanya dua senjata-Glock-17 dan HS-yang ditembakkan di lokasi kejadian tewasnya Yosua. Sebab, sampai sekarang tim Puslabfor pun belum mengetahui peluru mana saja yang sebetulnya bersarang atau menembus tubuh Yosua.
Tim Puslabfor sedikit kesulitan membuktikan ihwal ini lantaran ketiga jenis peluru memiliki kaliber yang sama, yakni 9x19 milimeter. Sementara itu, hampir semua proyektil yang ada di TKP sudah pecah dan terdeformasi menjadi 42 pecahan. Kecuali satu yang masih utuh bersarang di punggung Yosua.
Selain itu, sisa 21 peluru dan 10 selongsong di TKP ini juga belum sesuai dengan keterangan terbaru para tersangka di Berkas Acara Pemeriksaan (BAP).
Pasalnya, dalam keterangannya kepada penyidik, Richard mengaku sempat diminta Sambo mengisi penuh magasin senjata Glock-17 miliknya dan HS milik Yosua.
Dua senjata ini memiliki kapasitas magasin masing-masing 17 peluru untuk Glock-17 dan 16 peluru untuk HS. Jika dihitung dari total tersebut, kata sumber ini, artinya masih ada dua peluru yang hilang.
Tim detikX telah berupaya mengkonfirmasi temuan ini kepada Direktur Tindak Pidana Umum Badan Reserse Kriminal atau Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Andi
Rian Djajadi. Namun Rian enggan berkomentar banyak. Dia hanya meminta kami menghubungi Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo. Tetapi sebaliknya, Dedi justru meminta kami menghubungi Andi Rian.
"Kalau mau detail, ke penyidik saja," kata Dedi, seperti dikutip detikX, Senin (12/9/2022).
(nor/nor)