Satu unit rumah warga Banjar Tegalasih, Desa Batuagung, Kecamatan/Kabupaten Jembrana, Bali ambruk rata dengan tanah pada Minggu (11/9/2022) pagi. Rumah ambruk diduga karena hujan deras yang terjadi sejak Sabtu hingga Minggu pagi.
Ambruknya rumah itu, terjadi pada Minggu pagi sekitar pukul 06.30 Wita. Saat kejadian, di rumah hanya ada Ni Ketut Rani (59), sedangkan suaminya I Komang Arka (67) sedang ngerame atau bantu di rumah tetangga yang akan ada upacara.
"Cucu baru minta uang mau ke tower, sepuluh menit sebelum rumah ambruk," kata Ni Ketut Rani saat ditemui detikBali di rumanya, Minggu (11/9/2022).
Saat itu, Rani sedang membuat canang untuk sarana upacara di luar rumah. Saat akan masuk rumah untuk meletakkan sisa canang ke dalam kulkas, tiba-tiba rumah ambruk.
"Krepet-krepet gerabyuk," ujar Rani, menceritakan detik-detik rumah ambruk.
Saat mendengar bunyi rumah yang akan ambruk, Rani awalnya menduga ada gempa bumi. Tetapi tidak merasa ada getaran tanah. Belum sempat masuk rumah, rumah langsung ambruk.
Karena melihat rumahnya sudah ambruk, Rani berteriak meminta tolong pada warga sekitar. Akhirnya datang tetangga membantu menyelamatkan barang-barang berharga dari dalam rumah yang ambruk.
Suaminya, I Komang Arka, yang sedang bantu di rumah tetangga juga datang. Dan melihat kondisi rumah yang ambruk. Dibantu warga sekitar juga mengambil barang berharga dari bawah reruntuhan bangunan.
Ambruknya rumah itu, diduga karena hujan deras. Kondisi rumah yang sudah tua, sejak 15 tahun dibangun belum pernah diperbaiki. Sehingga banyak kayu yang sudah lapuk, tidak kuat menahan beban atap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mungkin karena hujan dari tadi malam. Tanahnya di sini juga tanah legit, mungkin ada pergerakan tanah," ungkapnya.
Bantuan juga datang dari desa, BPBD Jembrana, Dinas Sosial Jembrana dan kepolisian untuk mengevakuasi barang dari dalam rumah yang ambruk.
Tinggal Sementara di Tenda
Akibat rumah ambruk karena diguyur hujan, I Komang Arka dan keluarga saat ini tinggal di tenda sementara. Tenda berukuran besar bertuliskan Kementerian Sosial RI, berada tepat di sebelah rumah yang ambruk.
Tenda itu, bantuan dari Dinas Sosial Jembrana yang didirikan oleh Tagana Jembrana. Barang-barang berharga yang sudah dievakuasi dari bawah reruntuhan bangunan diletakkan dalam tenda.
"Sementara tidurnya di tenda dulu," kata I Komang Arka.
Tenda juga digunakan untuk tidur sementara Arka dan keluarganya, hingga nantinya bisa memperbaiki rumah atau bantuan bedah rumah. "Harapnya bisa dapat bantuan bedah rumah," ujar bapak enam anak ini.
Karena rumah satu-satunya, Arka yang bekerja sebagai buruh serabutan ini, juga akan berusaha untuk membangun rumahnya. Apabila nantinya tidak mendapat bantuan dari pemerintah.
"Tadi dibilang bapak kelian dinas, biar pak kepala desa yang mengurus, tidak tahu dapat apa tidak bantuan rumah," ungkap Arka.
Arka menyebut, rumahnya setiap hari ditempati bersama istri dan cucunya. Sedangkan anaknya, sudah menikah dan memiliki tempat tinggal sendiri. "Kalau hari raya baru pulang semua anak-anak," ungkapnya.
Satu anak laki-lakinya bekerja di Denpasar, setiap pulang masih tinggal di rumahnya. Saat rumahnya ambruk, anaknya langsung pulang.
(nor/nor)