BBM Naik, Kadishub Bali Harap Masyarakat Beralih ke Angkutan Umum

BBM Naik, Kadishub Bali Harap Masyarakat Beralih ke Angkutan Umum

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Senin, 05 Sep 2022 22:27 WIB
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, IGW Samsi Gunarta ketika ditemui detikBali pada Senin (5/9/2022) di Kantor Dinas Perhubungan Provinsi Bali, Jalan Cok Agung Tresna, Denpasar, Bali
Foto: Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, IGW Samsi Gunarta ketika ditemui detikBali pada Senin (5/9/2022) di Kantor Dinas Perhubungan Provinsi Bali, Jalan Cok Agung Tresna, Denpasar, Bali (Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
Bali -

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, IGW Samsi Gunarta mengharapkan agar minat masyarakat dalam menggunakan transportasi umum dapat meningkat pasca naiknya harga bahan bakar minyak (BBM). Terlebih, telah banyak layanan transportasi umum yang disiapkan pemerintah selama ini. Mulai dari Bus Sarbagita hingga Bus Trans Metro Dewata.

Untuk harga tiket Bus Sarbagita sendiri dibanderol dengan harga Rp 3.500 dan bagi pelajar harga tiket gratis. Sementara untuk harga tiket bus Trans Metro Dewata gratis. Namun pihaknya mengklaim minat masyarakat untuk pakai transportasi umum hanya 51 persen, dari yang ditargetkan 70 persen.

"Minat masyarakat belum benar-benar optimal. Saya sebenarnya menargetkan 70 persen dan sekarang itu masih 51 persen. Untuk menaikkan minat masyarakat ini tidak gampang, kalau tidak ada situasi yang mendorong mereka untuk berpindah dan sebetulnya dengan naiknya harga minyak (BBM) ini harusnya sekarang pindah. Jangan ngotot lagi naik kendaraan jarak jauh, disamping resiko kecelakaannya tinggi, tidak nyaman juga, macet dan kena asap," ucapnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, salah satu alasan minimnya minat masyarakat dalam menggunakan transportasi umum, yakni masih banyaknya masyarakat yang lebih merasa nyaman dalam menikmati berkendara dengan kendaraan pribadinya. Ia menuturkan, adanya kebijakan menaikkan harga BBM merupakan momentum masyarakat untuk lebih memanfaatkan transportasi umum.

"Ini kesempatan dan mungkin sebentar lagi Bus Metro Dewata akan berbayar. Jadi, biasakan dulu naik bus secara gratis. Bus Metro Dewata mematok harga bukan karena harga BBM naik tapi, karena memang sudah menjadi rencana dan targetnya sebetulnya adalah di September ini karena beberapa kota juga sudah mulai melakukan itu. Jadi, suka tidak suka, mau tidak mau, suatu saat transportasi itu akan berbayar," sebutnya pada Senin (5/9/2022).

ADVERTISEMENT

Disinggung terkait harga tiket yang akan diterapkan, kata Samsi, pihaknya belum mengetahuinya secara pasti. Namun, menurutnya, harganya tidak akan jauh berbeda dari harga tiket bus Sarbagita.

"Saya sih optimis minat masyarakat bisa meningkat karena tidak ada pilihan sekarang. Kecuali kalau ngeyel, lalu mau naik motor dengan harga BBM-nya yang mahal, kemudian siap-siap miskin. Ya sudah silahkan naik motor dan belum lagi resiko kecelakaan. 65 persen orang yang kecelakaan dan meninggal adalah kepala keluarga dan itu menyebabkan keluarganya menjadi miskin. Daripada begitu enakan kan naik bus, bus sudah disediakan dan pemerintah juga baik," paparnya.

Ia menuturkan, adapun dana alokasi untuk operasional keseluruhan Bus Sarbagita, yakni Rp 1,4 miliar, sementara untuk Bus Trans Metro Dewata kurang lebih Rp 80 miliar. Menurutnya, meskipun harga BBM naik, pihaknya mendapatkan arahan dari pemerintah pusat agar tetap menjaga dan memperhatikan kelancaran transportasi umum bagi masyarakat.

"Kenaikan BBM pasti akan ada pengaruhnya ke angkutan umum yang disubsidi oleh pemerintah. Cuma saat ini kita masih bisa bertahan dengan alokasi yang ada dan belum tentu juga alokasinya cukup sampai akhir tahun. Ada kemungkinan berhenti kalau gagal mengalokasikan karena mau dari mana, semuanya pakai bensin dan solar juga," tambahnya.




(kws/kws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads