Pria 36 Tahun di Tabanan Gantung Diri, Sempat Tulis Status di WA

Pria 36 Tahun di Tabanan Gantung Diri, Sempat Tulis Status di WA

Chairul Amri Simabur - detikBali
Sabtu, 03 Sep 2022 12:07 WIB
Ilustrasi Gantung Diri
Ilustrasi Gantung Diri. Foto: Mindra Purnomo
Tabanan -

Disclaimer: Informasi berikut ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapapun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Seorang pria berinisial MAS (36) di Desa Antap, Kecamatan Selemadeg, Kabupaten Tabanan mengakhiri hidup dengan cara gantung diri, Sabtu (3/9/2022). Ulah pati itu dilakukan di teras rumahnya sendiri.

"Diketahui sekitar pukul 05.00 Wita oleh ayahnya sendiri yang juga saksi dari peristiwa ini," jelas Kapolsek Selemadeg AKP Nikolaus Sima Ruing, saat dikonfirmasi detikBali, Sabtu (3/9/2022).

Ia menjelaskan, ayah korban, WR (66) waktu itu baru saja bangun tidur dan berencana menyeduh kopi. Sembari membuat kopi, ia melihat beberapa ekor bebek peliharaannya hilang dari halaman rumahnya.



Saksi kemudian pergi mencari ke jalan di depan rumahnya. Namun, bebek peliharaannya tidak kunjung ditemukan.

Saksi balik ke halaman rumahnya. Ketika sampai di pintu masuk, saksi melihat korban berdiri di teras rumah. Saat itu, saksi belum mengetahui kalau anaknya itu sudah meninggal dalam keadaan bunuh diri. Karena kondisi rumah saat itu masih gelap dan lampu masih dipadamkan.

Saksi sempat bertanya kepada korban sedang melakukan apa di teras. Tapi, pertanyaan saksi tidak disahut. Saksi lantas menyorot korban dengan lampu senter. Barulah saksi sadar, korban sudah dalam keadaan gantung diri.

"Melihat hal itu, saksi kemudian memanggil dan meminta tolong NA (tetangga WR)," imbuh Nikolaus Sima Ruing.

Mendapatkan informasi seperti itu, NA kemudian meminta tolong tetangga lainnya hingga kejadian ini dilaporkan ke polisi. Petugas Polsek Selemadeg bersama Tim Inafis Polres Tabanan melakukan identifikasi dan olah TKP atau tempat kejadian perkara.

Dari hasil olah TKP, korban melakukan aksi bunuh diri itu dengan cara gantung diri menggunakan tali plastik warna biru. Di sebelah kiri bawah korban terdapat kursi rias. Di bawahnya terdapat ponsel milik korban.

Dalam ponsel itu, pada aplikasi Whatsapp milik korban, terdapat story bertuliskan, "Mungkin saya harus pergi selamanya tlg maafkan kesalahan saya selama ini selamat tinggal".

Sementara dari hasil pemeriksaan luar yang melibatkan petugas Puskesmas Selemadeg I, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Terkecuali beberapa ciri-ciri umum pada korban bunuh diri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selain itu, tidak ditemukan ada luka-luka pada tubuh korban," tegasnya.

Mengenai motif, Nikolaus Sima Ruing, mengaku agak kesulitan memastikannya. Terlebih pihak keluarga korban mengikhlaskan kejadian ini sebagai musibah dan menolak untuk dilakukan otopsi terhadap jasad korban.

"Kami sudah berusaha mencari tahu apa ada hal-hal lain yang mendorong korban melakukan perbuatan ini. Tapi karena pihak keluarga meminta untuk menyudahi kejadian ini karena menganggap sebagai musibah dan menolak otopsi. Jadi kami minta mereka buat surat pernyataan juga," pungkasnya.




(nor/nor)

Hide Ads