Beberapa harga kebutuhan pokok seperti telur, bawang merah, dan cabai rawit mengalami kenaikan di beberapa pasar Kabupaten Karangasem, Bali. Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karangasem berencana menggelar pasar murah untuk meringankan beban masyarakat.
Bupati Karangasem I Gede Dana mengatakan, saat ini harga kebutuhan pokok di Karangasem masih stabil. Meskipun mengalami kenaikan harga, tapi tidak terlalu signifikan. Meskipun demikian, ia mengaku akan terus melakukan pemantauan agar harga tetap stabil ke depannya.
"Jika nanti harga kebutuhan pokok terus mengalami kenaikan, kami bersama dinas terkait akan menggelar pasar murah. Hal itu dilakukan untuk meringankan beban masyarakat," kata Bupati Karangasem Gede Dana saat ditemui di Pasar Amlapura Timur, Kamis (1/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disinggung soal perbedaan harga di beberapa pasar, Bupati Gede Dana mengatakan hal tersebut wajar karena bergantung pedagang. Tapi ia tetap berusaha agar harga kebutuhan pokok di setiap pasar sama.
"Perbedaan harga merupakan hal wajar dalam hukum dagang, perbedaannya hanya Rp 500-Rp 1.000. Hal tersebut tidak terlalu berpengaruh, tergantung pembelinya nanti mau beli di mana," ucap Bupati Gede Dana.
Sementara itu, salah seorang pedagang di Pasar Amlapura Timur, Ni Nengah Raka Astini (36) mengatakan, beberapa harga kebutuhan pokok memang mengalami kenaikan, seperti bawang merah dari sebelumnya Rp 20 ribu per kilogram menjadi Rp 25 ribu per kilogram, sedangkan cabai rawit merah dari Rp 30 ribu per kilogram menjadi Rp 40 ribu per kilogram, dan harga telur ukuran besar saat ini mencapai Rp 57 ribu per tray.
"Untuk saat ini hanya itu yang mengalami kenaikan, sedangkan yang lainnya masih stabil. Tapi kemungkinan akan mengalami kenaikan jika harga BBM benar-benar dinaikkan," tutur Astini.
Menurutnya, pasokan bahan dari pengepul juga masih aman sampai saat ini. Sementara kenaikan harga kemungkinan karena faktor alam, di mana saat ini cuaca tidak menentu, kadang hujan kadang panas.
"Semoga harganya tidak semakin mahal ke depan, karena jika harga terus mengalami kenaikan, biasanya pelanggan berkurang daya belinya, kami juga nanti yang rugi," pungkasnya.
(irb/irb)