Dinas Pendidikan (Disdik) Tabanan mempertegas usulan perbaikan gedung SDN 1 Gadung Sari di Kecamatan Selemadeg Timur yang atapnya ambruk pada Selasa (30/8/2022) dini hari. Ia membenarkan bahwa pihak sekolah bersama perbekel setempat sudah melaporkan kondisi bangunan tersebut pada awal tahun ajaran baru.
"Itu sudah masuk perencanaan (perbaikan). Sudah diusulkan. Itu sebabnya gedung tersebut dikosongkan karena kondisinya rawan," kata Kepala Disdik Tabanan, I Gusti Putu Ngurah Darma Utama.
"Kemudian (tim dari Disdik) cek ke lapangan. Ya, kondisinya memang rawan sehingga kami pertimbangkan agar dikosongkan saja," sebutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Camat Selemadeg Timur ini mengatakan, usulan perbaikan ini akan disampaikan dalam pembahasan anggaran 2023. Pihaknya juga bakal berkomunikasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk mempercepat penanganan.
"Usulan perbaikan sudah, tetapi penetapan anggaran 2023 kan belum. Cuma dengan kejadian ini, untuk mempercepat, kami juga berkoordinasi dengan BPBD karena ini statusnya bencana juga," jelasnya.
Soal kemungkinan akan ada dana tidak terduga terkait kerusakan itu, ia enggan berkomentar. Menurutnya, urusan dana tidak terduga merupakan kewenangan BPBD.
"Itu (dana tidak terduga) ranahnya BPBD. Kalau BPBD ada anggaran, tentu akan disupport. Bisa dipercepat. Kalau pakai anggaran rutin tentu menunggu anggaran 2023," pungkasnya.
Baca juga: Eks Bupati Tabanan Resmi Ajukan Banding! |
Diberitakan sebelumnya, atap salah satu gedung di SDN 1 Gadung Sari ambruk sekitar pukul 01.00 Wita pada Selasa (30/8/2022). Ambruknya atap gedung tempat belajar bagi siswa kelas I, II, dan III itu diduga akibat faktor usia. Terlebih, saat itu wilayah Desa Gadung Sari diguyur hujan selama sehari penuh pada Senin (29/8/2022).
Kepala SDN 1 Gadung Sari, I Nyoman Widana (50) mengatakan sejak awal tahun ajaran 2022/2023 pada Juli 2022 lalu, pihaknya sudah mengosongkan gedung kelas tersebut. Tempat belajar para siswa pun dipindahkan sementara. Bahkan, siswa kelas 2 terpaksa belajar di emper kelas.
"Kebetulan kami cuma ada murid 41 orang. Tidak terlalu gemuk," kata Widana.
(iws/iws)