Atap Gedung SDN 1 Gadung Sari Tabanan Ambruk, Siswa Belajar di Emperan

Atap Gedung SDN 1 Gadung Sari Tabanan Ambruk, Siswa Belajar di Emperan

Chairul Amri Simabur - detikBali
Selasa, 30 Agu 2022 15:47 WIB
Kondisi atap gedung SDN 1 Gadung Sari di Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan, yang ambruk pada Selasa (30/8/2022).
Kondisi atap gedung SDN 1 Gadung Sari di Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan, yang ambruk pada Selasa (30/8/2022). (Foto: Chairul Amri Simabur/detikBali)
Tabanan - Atap salah satu gedung di SDN 1 Gadung Sari, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan, ambruk pada Selasa (30/8/2022). Peristiwa tersebut diduga akibat hujan yang mengguyur wilayah Desa Gadung Sari selama seharian penuh. Sebagian siswa pun kini terpaksa belajar di emperan gedung lainnya.

Kepala SDN 1 Gadung Sari, I Nyoman Widana (50) menduga atap gedung sekolahnya ambruk sekitar pukul 01.00 Wita. Sejam sebelum ambruk, dia sempat melihat kondisi bangunan tersebut masih utuh.

"Saya perkirakan sekitar jam satu pagi. Karena jam 12 masih belum ambruk. Kebetulan jam 12 saya pas pulang ngayah," kata Widana, Selasa (30/8/2022).

"Pukul 7.15 Wita tadi, guru sudah masuk sekolah, begitu saya lihat atapnya sudah di bawah. Ambruk," imbuhnya.

Menurutnya, gedung yang atapnya rusak itu semula dipakai untuk belajar bagi siswa kelas 1, 2, dan 3. Ia menjelaskan, sejak awal tahun ajaran baru ini, gedung sekolah itu memang tidak digunakan. Tempat belajar bagi siswa kelas 1, 2 dan 3 itu dipindahkan dari gedung tersebut. Itu ia lakukan sebagai antisipasi karena kondisi atap bangunan yang sudah tidak baik karena faktor usia.

Menurut perkiraannya, bangunan gedung yang atapnya ambruk itu didirikan pada 1983. Kemudian pada 2013, bangunan tersebut sempat direhabilitasi pada bagian atapnya saja.

"Selain kondisi tidak bagus dan sekarang sedang musim hujan, meteran listrik juga sudah kami pindahkan agar urusan administrasi tetap jalan," jelasnya.

Untuk sementara, sambungnya, para siswa belajar dengan memanfaatkan tempat bermain di TK/PAUD Gadung Sari yang kebetulan masih satu atap. Lokasi itu digunakan untuk belajar bagi siswa kelas 1 yang jumlahnya delapan anak.

Sementara siswa kelas 2 yang jumlahnya sembilan orang belajar di emperan. Berikutnya siswa kelas 3 dan 4 yang jumlahnya masing-masing delapan orang belajar dalam satu ruangan yang disekat. Begitu juga siswa kelas 5 dan 6 yang jumlahnya masing-masing empat orang belajar dalam ruangan yang disekat.

"Kebetulan kami cuma ada murid 41 orang. Tidak terlalu gemuk," imbuhnya.

Ia mengaku sudah melaporkan kondisi sekolah tersebut ke Dinas Pendidikan (Disdik) Tabanan. Sempat muncul wacana SDN 1 Gadung Sari yang jumlah siswanya hanya 41 orang itu hendak di-regrouping. Namun, rencana tersebut terkendala syarat jarak antarsekolah minimal dua kilometer.

Meski saat ini para siswa bisa belajar di tempat alternatif, pihaknya juga agak khawatir dengan kondisi gedung lainnya yang dimanfaatkan sebagai ruang kelas, ruang guru, dan ruang kepala sekolah. Salah satu ruangan yang dipakai belajarbahkan pada bagian plafonnya sudah jebol.

"Tadi dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dan Dinas Pendidikan sudah ke sini memeriksa kondisi gedung yang atapnya jebol itu,"imbuhnya.

Di sisi lain, pihaknya berharap akan ada pembangunan gedung yang baru. Namun, pembangunan gedung hanya bisa dilakukan bila sekolah itu berada pada lahan milik pemerintah daerah.

"Ini lahannya milik Desa Adat Cepaka. Mungkin dulu warga menyiapkan lahan ini. Awalnya ini kan sekolah Inpres (Instruksi Presiden). Kalau tidak salah sudah ada tahun 1951," pungkasnya.


(iws/iws)

Hide Ads