4 Klarifikasi Polda Bali soal Dugaan Tahanan WN Peru Meninggal Disiksa

4 Klarifikasi Polda Bali soal Dugaan Tahanan WN Peru Meninggal Disiksa

Tim detikBali - detikBali
Sabtu, 27 Agu 2022 09:04 WIB
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Bali Kombes Satake Bayu saat bertemu dengan awak media, Senin (11/7/2022).
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Bali Kombes Satake Bayu. Foto: I Wayan Sui Suadnyana/detikBali
Denpasar -

Kematian perempuan Rodrigo Ventocilla Ventosilla (32) warga negara (WN) Peru tahanan narkoba Polda Bali sebelumnya disebut-sebut akibat penganiayaan. Instagram @diversidadestm dan sejumlah media asing menyebutkan kematian Rodrigo diduga akibat penyiksaan yang dialaminya saat menjadi tahanan Polda Bali. Polda Bali memberikan klarifikasi soal tuduhan dugaan penyiksaan terhadap tahanan narkoba WN Peru.

Polda Bali Tegaskan Tidak Ada Penganiayaan

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Bali Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto membantah tuduhan penyiksaan terhadap tahanan narkoba WN Peru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu tidak benar, nggak ada penganiayaannya," ungkap Satake Bayu.

Kuasa Hukum Keluarga WN Peru Tolak Autopsi

ADVERTISEMENT

Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto menyebut kuasa hukum keluarga WN Peru tersebut menolak dilakukan autopsi. Hal tersebut dibuktikan dengan surat pernyataan.

"Dari pihak yang diberi kuasa oleh keluarganya juga menyatakan bahwa mereka yang pertama tidak mau diautopsi, ada surat pernyataannya. Kemudian intinya berterima kasih lah sama pihak Polda (Bali)," jelasnya.

Dalam surat pernyataan yang diberikan kepada detikBali, tertulis bahwa kuasa sebagai perwakilan keluarga dari jenazah menolak/tidak menyetujui untuk dilakukan autopsi. Selain itu, kuasa juga menyatakan tidak keberatan serta tidak menuntut secara hukum dari Ditresnarkoba Polda Bali maupun pihak RSUP Sanglah.

Polda Bali Persilahkan Bila Ada Penyelidikan HAM

Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto mengatakan, pihaknya mempersilakan bila ada pihak-pihak yang ingin melakukan penyelidikan HAM terkait kematian Rodrigo Ventocilla Ventosilla. Sebab, pihaknya mengaku sudah melakukan penanganan sesuai dengan aturan.

"Kita kan sudah ada aturan-aturan yang dilakukan. Silakan kalau dari delegasi atau perwakilan, kita membuka pintu saja apabila ada mereka. Tapi harus sesuai dengan prosedur. Yang pasti kita sudah melaksanakan kegiatan sesuai dengan aturan yang sudah ada," kata Satake Bayu.

Polda Bali Layani WN Peru Sesuai Prosedur

Satake Bayu menegaskan, tidak benar bahwa pihaknya melakukan penyiksaan atau penganiayaan seperti yang dituduhkan oleh pihak keluarga dari Rodrigo. Ia mengaku sudah menangani tahanan tersebut sesuai prosedur. Bahkan Rodrigo dilayani untuk pergi ke rumah sakit.

"Intinya yang itu tidak benar apa yang disampaikan oleh pihak keluarga itu tentang kita memberikan kekerasan, tidak mungkin juga kita lakukan. Dan kesehatan prosedur kita lakukan. Sakit pun kita layani, kita bawa dia ke rumah sakit Bhayangkara apalagi terus kita rujuk ke Rumah Sakit Sanglah," jelasnya.

Ia menuturkan, bahwa Rodrigo sebelumnya diamankan oleh petugas bea cukai di Bandar Udara (Bandara) Internasional I Gusti Ngurah Rai. Petugas bea cukai menemukan barang terlarang jenis ganja. Karena itu, WN Peru itu diserahkan ke Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Bali.

"Intinya tidak mungkin lah kita melakukan hal hal yang seperti itu (kekerasan atau penganiayaan). Apalagi kan ini diserahkan dari bea cukai. Jadi pasti prosesnya sesuai prosedur," tegas mantan Kabid Humas Polda Sumatera Barat (Sumbar) itu.

Untuk diketahui, The Harvard Crimson memberitakan Rodrigo Ventocilla Ventosilla yang meninggal pada 11 Agustus 2022 di Bali merupakan seorang siswa Harvard Kennedy School asal Peru. Ventocilla adalah anggota pendiri organisasi advokasi hak trans di Peru bernama Diversidades Trans Masculinas. Di Harvard Kennedy School, ia mengejar gelar master di bidang Administrasi Publik dalam Pembangunan Internasional.

Ventocilla juga disebut sebagai seorang aktivis hak transgender terkemuka. Menurut laporan tersebut, Ventocilla datang ke Bali untuk liburan bulan madu bersama pasangannya.

Laporan tersebut juga mengatakan bahwa pihak keluarga menganggap Ventocilla telah kehilangan hak-hak dasar dan menjadi sasaran kekerasan polisi. "Hak asasi manusia yang vital seperti kesehatan, kebebasan, akses ke pembelaan hukum," tulis pihak keluarga dalam pernyataannya sebagaimana dilansir dari The Harvard Crimson.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Detik-detik Driver Ojol Kena Lemparan Batu Saat Demo di Bali"
[Gambas:Video 20detik]
(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads