Nelayan Karangasem soal Rencana BBM Naik: Sudah Susah Makin Susah!

Nelayan Karangasem soal Rencana BBM Naik: Sudah Susah Makin Susah!

I Wayan Selamat Juniasa - detikBali
Kamis, 25 Agu 2022 23:25 WIB
Haerudin saat ditemui di Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan dan Kabupaten Karangasem, Bali, Kamis (25/8/2022).
Haerudin saat ditemui di Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan dan Kabupaten Karangasem, Bali, Kamis (25/8/2022). Foto: I Wayan Selamat Juniasa
Karangasem -

Para nelayan di Kabupaten Karangasem, Bali, mengaku kecewa dengan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Mengingat jika harga BBM naik, maka akan sangat berpengaruh terhadap para nelayan, mulai dari mengurangi pendapatan hingga merugi saat musim paceklik seperti saat ini.

Haerudin (50), salah seorang nelayan asal Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, mengaku sangat kecewa jika harga BBM benar-benar dinaikkan oleh pemerintah. Karena hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap pendapatan para nelayan.

"Sopir angkot dan lainnya masih bisa mengakali jika BBM naik dengan menaikkan tarif. Kalau para nelayan gimana caranya. Sudah pasti akan sangat berpengaruh terhadap pendapatan kami nanti," kata Haerudin saat ditemui di Ujung Pesisi, Kamis (25/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Haerudin mengatakan, sekali melaut ia dan para nelayan bisa menghabiskan sekitar 10 liter Pertalite. Bahkan jika jaraknya lebih jauh, bisa menghabiskan sekitar 15-20 liter Pertalite.

Sayangnya, terkadang tangkapan yang didapat tidak sebanding, karena saat musim paceklik harga ikan mahal di pasaran tapi ikan yang didapat sangat sedikit. Hal sebaliknya, saat tangkapan banyak harga pasaran sangat murah. Jadi para nelayan tidak pernah dapat untung banyak selama ini.

ADVERTISEMENT

"Sekarang ditambah adanya rencana BBM akan naik, tentu membuat kami kelimpungan, harganya normal saja kadang membuat kami pusing, apalagi sekarang akan naik. Seharusnya pemerintah bisa memperhatikan rakyat kecil seperti kami para nelayan, sekarang kami sudah susah, jika harga BBM benar naik kami akan semakin susah. Semoga saja harga BBM tidak jadi dinaikkan," kata Haerudin.

Hal senada dikatakan I Wayan Medi Yasa (27), salah seorang nelayan asal Desa Bunutan, Kecamatan Abang, yang juga mengaku kecewa dengan rencana kenaikan harga BBM. Karena akan membuat para nelayan semakin susah sebab pengeluaran pasti bertambah besar.

Apalagi harga ikan sering tidak sesuai target dan saat ini sedang terjadi paceklik ikan, sehingga sulit didapat. Tentu dengan kenaikan harga BBM tersebut akan sangat berpengaruh terhadap para nelayan.

"Saya sebagai seorang nelayan sangat kecewa dengan rencana kenaikan harga BBM ini, karena modal yang harus dikeluarkan juga akan semakin besar, tentu akan sangat berpengaruh ke penghasilan kami ke depannya," kata Medi Yasa.




(irb/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads