Sarung tangan Irjen Ferdy Sambo hingga handphone (HP) asli milik Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J belum ditemukan. Sarung tangan tersebut digunakan Ferdy Sambo saat menembak Brigadir J.
"Informasi yang saya dapat sampai dengan saat ini juga belum (diketemukan sarung tangan yang dipakai Ferdy Sambo)," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo, Selasa (23/8/2022), seperti dilansir dari detikNews.
Hingga saat ini penyidik masih mendalami keberadaan sarung tangan tersebut. Penyidik bertanggung jawab mencari keberadaan sarung tangan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu masih dalam proses pendalaman. Tidak menutup kemungkinan nanti petunjuk dari jaksa, ya mungkin ada petunjuk-petunjuk seperti itu, nanti itu tanggung jawab penyidik, secara teknis harus bisa mengungkapkan," ujarnya.
Menurut Dedi, fokus utama penyidik membuktikan konstruksi Pasal 340 KUHP mengenai pembunuhan berencana, dan saat ini sudah cukup bukti untuk melakukan konstruksi. "Tapi yang jelas fokus penyidik proses pembuktian pasal 340 KUHP dan subsider 338, sudah cukup sekali, sudah sangat jelas konstruksi hukumnya," terang Dedi.
Ferdy Sambo Pakai Sarung Tangan
Ferdy Sambo diketahui memakai sarung tangan berwarna gelap dan membawa pistol HS 9 masuk ke rumah dinasnya pada Jumat (8/7/2022). Seorang sakti tak jauh dari lokasi melihat pistol sempat jatuh, lalu dipungut Ferdy Sambo.
Ferdy Sambo bersama Bharada E, Bripka RR, dan Kuat Ma'ruf berada di ruang tengah, sementara Putri Candrawathi berada di kamar depan tangga. Brigadir Yoshua diketahui berada di ruangan lain, lalu dipanggil masuk.
Setelah tiba di ruang tengah, Brigadir J saat itu diminta langsung duduk. Ferdy Sambo memanggil Bharada E yang berada di lantai atas, ia kemudian diperintahkan menembak Brigadir Yoshua. Sempat ragu, setelah diteriaki setidaknya tiga kali, Bharada E akhirnya menembak Brigadir J.
Ferdy Sambo kemudian beraksi dan memegangkan pistol HS ke tangan Brigadir Yoshua. Ia menembak ke dinding agar seolah terjadi tembak-menembak. Hal ini telah diungkapkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Untuk membuat seolah-olah telah terjadi tembak-menembak, Saudara FS melakukan penembakan dengan senjata milik Saudara J ke dinding berkali-kali untuk membuat kesan seolah telah terjadi tembak-menembak," kata Sigit dalam konferensi pers, 10 Agustus 2022.
Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengungkap pengakuan Bharada E, bahwa Ferdy Sambo menembak Brigadir Yoshua sebanyak dua kali. "(Sambo tembak Yoshua dua kali) itu keterangan Bharada E, tugas penyidik untuk mendalaminya lagi dengan bukti yang kuat," kata Taufan.
Menurut Taufan, kejadian lengkap mengenai pembunuhan berencana Brigadir J bakal dibuka di pengadilan. Taufan menyebut ada eksekutor lain yang membuat Brigadir J tewas.
Handphone Asli Brigadir J
Selain sarung tangan Ferdy Sambo, Polri juga belum menemukan handphone asli milik Brigadir J. Dua handphone yang diperiksa di laboratorium forensik diduga bukan milik Brigadir Yoshua.
"Sampai dengan saat ini informasi yang saya dapat dari penyidik belum (menemukan handphone Yoshua)," kata Dedi, Selasa (23/8/2022).
Penyidik tidak menemukan percakapan dari dua handphone yang telah ditemukan. Hal ini terungkap setelah pemeriksaan di laboratorium digital forensik dan laboratorium digital milik Direktorat Tindak Pidana Siber (Ditsiber) Bareskrim Polri.
"Jadi dua handphone yang sudah dilakukan pemeriksaan di labfor dari hasil masingnya, kemudian dari hasil pemeriksaan lab forensik maupun lab digital yang dimiliki Ditsiber, itu tidak diketemukan percakapan di dalam handphone tersebut," ujarnya.
Dedi mengatakan, dua handphone tersebut diserahkan penyidik Polres Metro Jakarta Selatan kepada Bareskrim Polri, namun diduga bukan milik Brigadir Yoshua. "Sehingga penyidik beranggapan dua handphone tersebut bukan milik brigadir Yoshua yang diserahkan penyidik Polres Jakarta Selatan," imbuhnya.
Komnas HAM juga mengungkapkan handphone milik Brigadir J belum ditemukan hingga saat ini, sehingga kepolisian diminta segera menemukan HP tersebut. "Belum (ditemukan HP Brigadir J), iya jadi itu yang kemudian kami sampaikan kemarin supaya kepolisian harus bekerja keras untuk menemukan barang bukti," kata Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara, Selasa (23/8/2022).
Beka mengatakan HP Brigadir J merupakan salah satu bukti vital, yang bisa membuat kasus pembunuhan tersebut makin terang. "Apalagi kemudian HP Brigadir J salah satu bukti vital, yang bisa menerangkan alur komunikasi dan substansi komunikasi antara J dengan Vera dan kawan-kawan lain," kata Beka.
Simak Video "Perjalanan Karier Irjen Sambo, Dulu Cemerlang Kini Masuk Jurang"
[Gambas:Video 20detik]
(irb/irb)