Psikolog Forensik Minta Negara Hadir Lindungi Anak-anak Sambo-Putri

Psikolog Forensik Minta Negara Hadir Lindungi Anak-anak Sambo-Putri

Tim detikNews - detikBali
Minggu, 21 Agu 2022 14:28 WIB
Reza Indragiri Amriel
Reza Indragiri Amriel (Foto: Ari Saputra )
Bali -

Anak-anak dari Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi (PC) menjadi sorotan setelah kedua orang tua mereka menjadi tersangka kasus pembunuhan terhadap Brigadir J. Negara diminta hadir memberi perlindungan kepada anak-anak Sambo dan Putri.

Dilansir dari detikNews, Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel awalnya menjelaskan pentingnya kehadiran negara untuk memberikan perlindungan khusus kepada anak-anak dari Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi. Menurut Reza, hal itu juga sudah tertuang dalam Undang-undang Perlindungan Anak.

Reza mengatakan, anak-anak Sambo dan Putri sudah memenuhi kriteria sebagai anak yang rentan menjadi sasaran stigmatisasi dan labelisasi akibat kondisi orang tuanya. Oleh karenanya, anak-anak Sambo dan Putri perlu mendapat pendampingan sosial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Istilahnya, mereka berisiko mengalami secondary prisonization. Primary prisonization-nya ya dialami ayah dan ibu mereka. Bentuk perlindungan khusus bagi anak-anak adalah konseling, rehabilitasi sosial dan pendampingan sosial," kata Reza dalam keterangannya yang diterima detikcom, Minggu (21/8/2022).

Dijelaskan, anak masih berusia balita juga bisa dipertimbangkan untuk diasuh di dalam ruang tahanan. Menurutnya, kondisi mental anak-anak akan lebih baik ketimbang terpisah dengan orang tuanya, kendati harus diasuh di dalam tahanan,

ADVERTISEMENT

"Tapi sebelum direalisasikan, kondisi lapas perlu dicek terlebih dahulu. Demikian pula kondisi orang tua, misalnya ibu mereka," tambahnya.

Reza Indragiri kemudian menjelaskan tingginya risiko bunuh diri di dalam tahanan. Sehingga, hal tersebut juga perlu menjadi perhatian.

"Jadi, dalam mata rantai proses pidana, masa prasidang bisa dianggap sebagai kurun waktu paling berbahaya bagi tahanan untuk melakukan aksi bunuh diri," kata Reza Indragiri.

Reza lalu mengingatkan agar sprei dan selimut di ruang tahanan dipastikan terikat kencang di ranjang. Tak hanya itu, pakaian tahanan menurutnya juga perlu dipilihkan secermat mungkin. Hal itu guna meminimalkan kemungkinan dipakai sebagai instrumen untuk aksi bunuh diri.

Selain itu, penggunaan peralatan makan berupa benda tajam semisal kaca dan garpu menurutnya juga perlu dipertimbangkan. Bahkan, jika perlu dipasang CCTV agar aktivitas tahanan terpantau.

"Kalau perlu pasang CCTV. Perhatikan perkataan yang bersangkutan, tangkap pesan-pesan samar tentang mengakhiri hidup. Semoga PC bisa terus sehat, sehingga proses pertanggungjawaban pidananya dapat berlangsung sesuai harapan masyarakat," ujarnya.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads