Pupuk PGPR (plant growth promoting rhizobacteria) diharapkan dapat meningkatkan produktivitas para petani di Kabupaten Karangasem, Bali. Karena pupuk PGPR merupakan pupuk hayati yang dapat memacu pertumbuhan tanaman, seperti padi, cabai, tomat, sayur, dan lainnya.
Penyuluh Pertanian Kecamatan Sidemen I Putu Bawa mengatakan, penggunaan pupuk PGPR pada tanaman diharapkan dapat meningkatkan produktivitas para petani, sehingga kesejahteraan mereka semakin terjamin. Karena pupuk PGPR juga bisa meminimalisir serangan penyakit baru yang disebabkan patogen tular tanah.
"Secara tidak langsung pupuk PGPR dapat meningkatkan produktivitas tanaman para petani, karena penggunaan pupuk PGPR dapat memacu pertumbuhan tanaman dan menekan pertumbuhan patogen dalam tanah, dengan demikian diharapkan produktivitas para petani meningkat," kata Putu Bawa ditemui saat melakukan penyuluhan di Balai Subak Sangkungan, Desa Tangkup, Kecamatan Sidemen, Selasa (16/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Putu Bawa menambahkan, penggunaan pupuk PGPR juga cukup penting dikembangkan di tingkat para petani untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia dan pestisida kimia. Mengingat penggunaan bahan-bahan kimia dapat berdampak buruk bagi lingkungan dan residu pestisida pada produk pertanian. Selain itu juga akan berdampak pada kesehatan konsumen.
Pupuk PGPR biasanya dikembangkan di laboratorium, dan sudah banyak dijual saat ini. Para petani juga bisa mengembangkan pupuk PGPR secara mandiri dengan sarana dan bahan-bahan yang ada di sekitar. Karena bahan utamanya adalah akar bambu, terutama bambu muda yang nantinya akan menjadi biang PGPR, dicuci bersih, lanjut digeprek dan direndam dalam toples berisi air selama tiga hari.
Selanjutnya baru bikin media tumbuh PGPR. Bahan dan caranya sebagai berikut.
- Sediakan dedak setengah kilogram, gula merah 50 gram, kapur sirih 1 sendok makan, terasi seujung jari.
- Rebus semua bahan tersebut dalam 20 liter air sampai mendidih untuk sterilisasi bahan.
- Setelah mendidih selama 15 menit, kemudian angkat dan dinginkan lalu disaring
- Masukkan ke wadah berupa jeriken atau galon.
- Setelah dingin masukkan 1 liter biang PGPR.
- Inkubasi selama kurang lebih 1 minggu.
"Untuk penerapannya pastikan digunakan saat benih dengan cara direndam dan gunakan di pangkal tanaman saat sudah tumbuh, karena semakin awal digunakan maka semakin baik hasilnya. Jangan pernah menyemprotkan pupuk PGPR ke daun karena pupuk ini bukan untuk daun," jelas Putu Bawa.
Sebagai penyuluh, Putu Bawa mengaku akan terus melakukan upaya penggunaan pupuk PGPR dan mendampingi petani dalam proses pembuatan sampai aplikasi di lapangan. Dengan itu diharapkan petani dapat mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida kimia, sehingga dapat mendukung upaya pelestarian lingkungan.
Sementara itu, Ketut Santika (45), salah seorang petani yang tergabung dalam Subak Sangkungan mengaku sampai saat ini para petani di wilayahnya belum pernah menggunakan pupuk PGPR. Tapi setelah mendapat pemaparan tentang pupuk PGPR, rencananya ke depan akan menggunakan pupuk PGPR saat melakukan penanaman padi dan lainnya.
"Manfaatnya lumayan banyak bagi kami para petani, apalagi bisa bikin sendiri di rumah dan bahan-bahannya juga mudah didapat. Sehingga dengan menggunakan pupuk PGPR kami para petani sangat berharap agar produktivitas dapat meningkat, sehingga penghasilan juga pasti meningkat," kata Ketut Santika.
Untuk diketahui, acara penyuluhan sekaligus praktek pembuatan pupuk PGPR tersebut dilaksanakan Mahasiswa KKN PPM XXV 2022 Universitas Udayana bertempat di Desa Tangkup, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem. Selain melakukan penyuluhan dan praktek pembuatan pupuk PGPR, juga dilaksanakan penyuluhan terkait PMK yang saat ini sedang merebak di masyarakat dan acara-acara lainnya.
(irb/irb)