Perpustakaan Lontar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana (FIB Unud) menyimpan koleksi lontar mencapai 1.000 buah. Usia lontar itu beragam, bahkan ada yang mencapai 100 tahun.
"Yang tertua adalah Babad Tabanan, usianya sekitar 100 tahun. Sedangkan usia lontar yang termuda adalah lima tahun, dibuat pada tahun 2017 silam," ujar staf Perpustakaan Lontar FIB Unud, I Made Agus Hadi Sutresna kepada detikBali, Rabu (10/8/2022).
Hadi menjelaskan, lontar adalah media rekam dari zaman leluhur yang terbuat dari daun enau atau siwala. Lontar, kata dia, ibarat buku tulis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lontar ini pada dasarnya seperti buku tulis, hanya saja medianya yang berbeda, terbuat dari daun," imbuh Hadi.
Staf lainnya, Ida Bagus Anom Wisnu Pujana menjelaskan lontar yang tersimpan di Perpustakaan Lontar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unud juga beragam. Mulai dari kekawin, geguritan, usadha, hingga soal agama.
"Jenis lontar yang tersimpan di sini ada babad, kakawin, geguritan, kidung, warika, tutur, usada, tatwa, parwa, satwa. Semua mengandung ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Ada yang berisi obat-obatan, agama, tata cara membangun rumah atau yang biasa disebut Asta Kosala-Kosali dan masih banyak lagi," terang Ida Bagus Anom Wisnu Pujana.
Dia menjelaskan, merawat lontar memiliki standar operasional prosedur atau SOP-nya sendiri. Daun lontar dioleskan cairan yang terbuat dari campuran minyak sereh atau citronella oil dan alkohol 95% dengan perbandingan satu banding satu. Hal itu dilakukan agar lontar terhindar dari serangga.
Cara mengolesnya pun harus searah, tidak boleh digosok agar tidak merusak permukaan lontar. Jika ada lontar yang tulisannya mulai pudar, akan dioles dengan minyak kemiri sampai tulisannya menjadi tebal kembali dan mudah dibaca.
Untuk diketahui, Perpustakaan Lontar ini sudah ada sejak Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana berdiri pada tahun 1958. Perpustakaan ini dikelola oleh beberapa divisi, yaitu divisi pengembangan, pengkajian, penaskahan, konservasi dan digitalisasi. Anggotanya merupakan staff, dosen Sastra Bali, dan Sastra Jawa Kuno yang berjumlah 18 orang.
(iws/iws)