Groundbreaking Tol Gilimanuk, Warga Jembrana Minta Kejelasan Kompensasi

Groundbreaking Tol Gilimanuk, Warga Jembrana Minta Kejelasan Kompensasi

I Ketut Suardika - detikBali
Sabtu, 13 Agu 2022 14:51 WIB
I Made Wiarnama (40) warga yang tinggal di Banjar Kaleran Kauh, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana Bali. Lahannya terdapak pembangunan tol Mengwi-Gilimanuk.
I Made Wiarnama (40) warga yang tinggal di Banjar Kaleran Kauh, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana Bali. Lahannya terdapak pembangunan tol Mengwi-Gilimanuk. Foto: I Ketut Suardika
Jembrana -

Groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan mega proyek jalan tol Mengwi-Gilimanuk akan digelar pada 10 September 2022 di wilayah Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Bali. Akan tetapi, rencana ini membuat resah dan bingung warga yang terdampak. Pasalnya, belum ada kejelasan mengenai kepastian nilai kompensasi lahan warga yang terkena jalur jalan tol.

"Untuk di sini, terutamanya di Desa Yehembang. Memang belum ada informasi apa-apa, untuk kelanjutan itu (jalan tol). Malah saya tahu dari media sosial mau ada groundbreaking jalan tolnya," kata I Made Wiarnama (40) warga yang tinggal di Banjar Kaleran Kauh, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Bali, saat ditemui detikBali di rumahnya, Jumat sore (12/8/2022).

Saat mengikuti pertemuan terakhir pihak pelaksana dengan warga yang terdampak, di wantilan desa beberapa waktu lalu, kata Wiarnama, masih hanya sebatas membahas setuju dan tidak setuju dari warga yang terdampak langsung dari pembangunan proyek jalan tol.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Waktu pertemuan itu saya sempat menanyakan dasar kami, dari pihak yang terdampak untuk mengatakan setuju dan tidak setuju. Itu kan dilihat dari besaran dari ganti untung yang akan kami terima," ungkapnya.

Sedangkan, sampai saat ini belum ada lagi kejelasan untuk informasi maupun pemberitahuan mengenai tahapan pembangunan jalan tol. Padahal awal September mendatang akan dilaksanakan groundbreaking atau peletakan batu pertama proyek jalan tol ini.

ADVERTISEMENT

"Kalau dari saya sebenarnya tidak bisa menolak, tetap mengikuti saja. Cuman kan, diberikan kejelasan saja kepada warga. Pokok diperjelas supaya warga tahu dan tidak bingung," katanya.

Menurutnya, meskipun hanya lahan yang terdampak seluas 5 are dan berdiri bangunan rumah, Wiarnama berharap, pemerintah bisa segera memberikan kejelasan informasi yang transparan.

Sehingga masyarakat bisa merencanakan jauh-jauh hari jika mencari lahan lain untuk tempat tinggal.

"Kalau masyarakat seperti saya ini, yang ditunggu-tunggu itu kan pasti ganti ruginya. Berapa berapa itu per are, pembayaran seperti apa dan sebagainya," ujarnya.

Tak Perlu Ganti Rugi ke Warga

Bupati Jembrana I Nengah Tamba saat memberi keterangan kepada detikBali, Kamis (11/8/2022)Bupati Jembrana I Nengah Tamba saat memberi keterangan kepada detikBali, Kamis (11/8/2022) Foto: I Ketut Suardika

Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengatakan, pihaknya menyambut baik akan dilaksanakannya groundbreaking pembangunan mega proyek Jalan Tol Mengwi-Gilimanuk yang rencananya juga akan dihadiri Presiden Joko Widodo.

"Itu harapan kita. Karena dari jalan tol itulah Jembrana berubah. Nasib rakyat kita untuk pertaruhan juga ada di situ untuk ke depan yang lebih maju daripada hari ini," kata Bupati Tamba, saat dikonfirmasi detikBali.

Menurutnya, dari hasil koordinasi, direncanakan pelaksanaan groundbreaking nanti, bertepatan dengan wuku Saniscara Prangbakat kalender Bali bulan depan.

"Saat itu nanti tetap dilaksanakan persembahyangan. Saya sudah koordinasi dengan pihak tol juga," terangnya

Untuk pelaksanaan tempat groundbreaking ini, menurutnya juga dilaksanakan di lahan Persil, wilayah Kecamatan Pekutatan masih di atas tanah negara. Sehingga tidak perlu ganti rugi kepada masyarakat.

Terkait dengan proses ganti rugi lahan warga yang terdampak, kata Tamba, tim appraisal masih proses bekerja.

"Sekarang yang di groundbreaking ini kan di tanah mereka yaitu tanah perusda provinsi. Untuk tanah masyarakat masih nunggu appraisal," pungkasnya.




(nor/nor)

Hide Ads