Jack, salah satu pedagang minuman dengan ketus menjawab bahwa harga tersebut sangat normal di area wisata semacam Pantai Kuta.
"Wah, harga itu menurut saya sangat normal," ungkapnya kepada detikBali, saat ditemui Selasa (9/8/2022).
Ia menuturkan, jika wisatawan lokal ingin harga murah seharusnya membeli di minimarket. Jack pun mengimbau kepada para wisatawan lokal agar menanyakan harga terlebih dahulu sebelum membeli.
"Kalau mau beli itu tanya dulu harganya, kan ada juga yang mau membeli harga yang ditawarkan misal Rp 30 ribu, kalau tau segitu mahal ya nggak usah beli, kok malah divideokan. Seharusnya nggak boleh, tanpa izin itu," ucap Jack dengan marah.
Menurutnya apa yang sekarang terjadi ada dampak positif dan negatifnya. Namun terlepas dari kejadian viralnya harga minuman di Pantai Kuta, menurutnya pedagang tidak boleh disalahkan.
"Kan itu tergantung yang beli. Coba lihat itu yang jualan gelang Rp 100 ribu ada yang mau beli, terus pijet cuma pegang pegang saja dapat Rp 200 ribu. Nggak ada yang protes," tegasnya .
Sementara itu, Wayan Tiniasih pedagang minuman dari Banjar Pengabetan, Kuta menyayangkan viralnya harga teh botol yang menurutnya sangat tidak manusiawi. Ia sendiri mengaku mematok harga Rp 10 ribu untuk teh botol. Ia pun mengaku kaget ketika ada berita viral harga minuman teh botol Rp 30 ribu.
"Wah kalau itu kelewatan," ungkapnya.
(nor/mud)