Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr I Nyoman Susila menjelaskan, pelaksanaan BIAN 2022 tidak hanya digelar di Posyandu karena berkaitan dengan IPV atau Indeks Pemberian Vaksin.
"Ada yang jadwalnya disesuaikan karena terkait IPV (Indeks Pemberian Vaksin)," katanya.
Lanjut I Nyoman Susila, jika dalam pelaksanaannya, sasaran BIAN 2022 tidak datang saat Posyandu, maka akan dilakukan jemput bola ke rumah balita tersebut.
"Karena bisa kondisi kesehatan balita saat jadwal imunisasi tidak mendukung. Atau, balita itu memang memiliki sakit yang tidak memungkinkan untuk menjalani imunisasi," pungkasnya.
Sementara itu, BIAN 2022 di Tabanan akan lebih fokus pada balita usia 12-59 bulan, yang belum memperoleh imunisasi dasar atau lanjutan lengkap. Sehingga target sasaran disesuaikan vaksin yang diberikan.
"Mungkin bahasanya, pelaksanaan BIAN 2022 difokuskan kepada (balita) yang tercecer dari pemberian imunisasi dasar atau lanjutan," jelasnya, Jumat (5/8/2022).
Ia menjelaskan, sasaran awal BIAN 2022 sekitar empat ribuan balita. Namun dalam proses di lapangan, jumlah tersebut tersaring karena sebagian besar balita sudah memperoleh imunisasi dasar atau lanjutan.
Jumlah balita yang tercecer dari pemberian imunisasi dasar dan lanjutan ini tergantung pada vaksin yang belum didapatkan. Untuk OPV atau vaksin polio oral sebanyak 16 balita, IPV atau vaksin polio injeksi sebanyak sebelas orang.
Berikutnya vaksin pentabio yang terdiri dari DPT (difteri, pertunis, dan tetanus), HB (Hepatitis), dan HIB atau vaksin Haemophilus Influenzae tipe B sebanyak 101 balita. Sedangkan vaksin MR atau Measles (campak) dan Rubella (campak Jerman) sebanyak 132 balita.
"Satu balita bisa jadi belum lengkap menerima satu atau lebih vaksin. Ini yang sedang dikejar agar imunisasinya lengkap," imbuhnya.
(irb/irb)