Dalam kondisi ekonomi sulit, meminjam uang kepada 'bank emok' atau rentenir biasanya menjadi salah satu opsi. Namun meminjam uang kepada rentenir bukan menjadi solusi terbaik, sebab bunga peminjaman terus bertambah karena utang tidak terbayar.
Kondisi seperti ini membuat salah satu kepala desa (Kades) di Kabupaten Majalengka merasa prihatin. Yosa Novita adalah Kepala Desa Kawunghilir yang cukup serius memerangi praktik rentenir masuk ke desanya. Yosa pun menyediakan Rp 200 juta dari kantong pribadinya untuk membantu warga.
Wanita yang baru setahun menjabat sebagai Kepala Desa Kawunghilir, Cigasong, itu membuat program 'mengusir' rentenir dengan cara membuka penyaluran kredit dari uang pribadi untuk masyarakat yang membutuhkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari kantong pribadinya, Yosa menyediakan uang Rp 200 juta untuk mencegah aktivitas warga melakukan peminjaman kepada rentenir. Uang tersebut ia sengaja pinjamkan tanpa bunga.
"Uang ini saya siapkan untuk mengurangi peminjaman masyarakat Kawunghilir kepada rentenir. Pinjaman uang ini tanpa bunga," kata Yosa saat diwawancarai detikJabar beberapa waktu lalu.
Yosa melakukan hal tersebut karena merasa prihatin jika ada masyarakatnya yang menjadi korban rentenir. Pasalnya, kata dia, praktik rentenir sangat merusak ekonomi masyarakat.
"Bagi saya rentenir atau bank emok itu sangat meresahkan masyarakat. Setidaknya program pinjaman tanpa bunga dari uang saya pribadi ini mencegah hal-hal pinjaman kepada rentenir," ujar dia, dikutip dari detikJabar.
Disampaikan Yosa, program tersebut telah berlangsung sejak dirinya menjabat kepala desa. Ia mengaku program ini juga telah membantu masyarakat yang terdampak COVID-19.
"Program ini sejak saya jadi kepala desa. Selain itu, program ini untuk mengurangi beban ekonomi masyarakat di tengah pandemi COVID-19," ucap dia.
"Karena pas COVID-19 itu banyak sekali warga yang terdampak, seperti wirausahanya tutup, banyak yang kena PHK. Jadi, ketika ada yang pinjam, silakan, gunakan untuk kembali bangkit berusaha, membuka lagi usaha yang telah tutup," dia menambahkan.
Baca juga: 20 Desa di Buleleng Rawan Bencana Kekeringan |
Adapun limit kredit program tersebut, Yosa membatasi peminjaman maksimal Rp 15 juta per keluarga. Hal itu agar terbagi rata untuk semua masyarakat.
"Kalau itu (limit) tergantung siapa yang minjam, semisal pedagang bisa Rp 10-15 juta. Jadi biar bisa bergilir gitu," kata dia.
Dikenal Kepala Desa Sultan
Selain programnya yang cukup berani, Yosa juga dikenal sebagai kepala desa sultan di Majalengka. Sumber pendapatan Yosa bukan hanya dari sebagai kepala desa. Ia juga mempunyai bisnis usaha dari bidang medis.
"Kalau sultan mah nggaklah, ha-ha-ha.... Cuma saya punya usaha lagi di bidang medis," ujar dia saat dimintai tanggapan soal julukannya.
Yosa saat ini mempunyai dua usaha medis di Bekasi, yakni rumah sakit dan klinik. Usahanya itu telah ia jalankan sebelum menjabat kepala desa.
"Udah lama usaha itu mah," ucap dia.
Disinggung alasannya ingin menjabat kepala desa, Yosa menyebut pengabdiannya kepada masyarakat menjadi yang utama. Desa yang juga sebagai tanah kelahirannya membuat Yosa ingin membahagiakan masyarakat lewat jabatan yang ia emban.
"Di sisa hidup saya, saya ingin bermanfaat untuk orang banyak," ujar dia.
Warga Respons Positif
Program tersebut direspons positif oleh warga setempat. Salah seorang warga bernama Agus Ridwanulloh (28) mengaku sangat mendukung program tersebut. Pasalnya, keberadaan rentenir dianggap telah meresahkan.
"Alhamdulillah, saya selaku masyarakat Desa Kawunghilir menyambut baik dan mendukung program tersebut sebagai inovasi baru dan langkah konkret dalam memberantas 'lintah darat'," ujar Agus.
Agus menyampaikan program yang digulirkan dari kantong pribadi kepala desa tersebut dinilai bisa sangat meringankan beban masyarakat khususnya pelaku UMKM di desa setempat.
"Program pinjaman bunga nol persen ini dapat memberikan angin segar bagi pemilik UMKM di desa kami dalam mengembangkan usahanya, meningkatkan perekonomian masyarakat, meringankan beban warga yang membutuhkan serta mencegah korban dari pinjaman rentenir," katanya.
(kws/kws)