Dikutip dari detikNews, pra rekonstruksi digelar pukul 20.30 Wib di Gedung Balai Pertemuan Metro Jaya (BPMJ). Rekonstruksi digelar secara tertutup.
Wartawan yang hendak meliput pra rekonstruksi dilarang mendekat. Sejumlah polisi terlihat melakukan pengamanan kegiatan rekonstruksi ini.
Selain polisi berseragam dinas, terlihat juga sejumlah polisi berpakaian preman yang mengikuti jalannya pra rekonstruksi ini. Informasi yang dihimpun detikcom dari sumber terpercaya, pra rekonstruksi ini menghadirkan Bharada E yang diduga pelaku penembakan yang menewaskan Brigadir J.
Rekonstruksi ini melibatkan penyidik dari Bareskrim Polri, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, dan Polres Metro Jakarta Selatan. Pukul 20.30 WIB adegan pertama pra rekonstruksi sudah dimulai.
Tidak terlalu jelas adegan yang dilakukan oleh Bharada E dalam proses pra rekonstruksi ini. Sebab, kegiatan pra rekonstruksi berlangsung di dalam gedung. Wartawan hanya bisa melihat bayangan-bayangan dari kaca gedung.
Dikonfirmasi, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengaku belum mengetahui adanya kegiatan pra rekonstruksi kasus baku tembak Bharada E dan Brigadir J yang saat ini tengah digelar di Polda Metro Jaya.
"Sudah saya tanyakan belum ada info," kata Dedi.
Baku tembak terjadi antara Brigadir Yoshua dan Bharada E di rumah singgah Irjen Ferdy Sambo, Jumat (8/7). Baku tembak itu disebut diawali adanya dugaan pelecehan terhadap istri Irjen Ferdy Sambo.
Saat itu, istri Irjen Ferdy Sambo disebut berteriak karena diduga mengalami pelecehan oleh Brigadir Yoshua, yang merupakan sopirnya. Bharada E, yang merupakan pengawal keluarga Irjen Ferdy Sambo, mendengar teriakan dan bertanya apa yang terjadi.
Polisi menyebut Brigadir Yoshua merespons pertanyaan Bharada E dengan tembakan. Baku tembak kemudian terjadi dan menewaskan Brigadir Yoshua.
Belakangan, sejumlah pihak, seperti Menko Polhukam Mahfud Md hingga Ketua Komisi III DPR Bambang Wuryanto, menyebut ada kejanggalan dalam kasus ini. Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga memerintahkan agar kasus polisi tembak polisi itu diusut tuntas.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kemudian membentuk tim khusus yang dipimpin Wakapolri Komjen Gatot Eddy untuk mengusut kasus ini. Penyidikan kasus juga ditarik Polda Metro Jaya dari Polres Metro Jaksel.
Jenderal Sigit juga menonaktifkan Irjen Ferdy Sambo dari jabatan Kadiv Propam. Selain itu, Kapolri menonaktifkan Kombes Budhi Herdi dari Kapolres Metro Jaksel dan Brigjen Hendra Kurniawan dari Karo Paminal Divpropam Polri.
Keluarga Brigadir Yoshua pun melaporkan dugaan pembunuhan berencana ke Bareskrim Polri. Terbaru, Polri menyatakan akan melakukan autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir Yoshua yang melibatkan rumah sakit dari tiga matra TNI dan RSCM.
(nor/nor)