Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra meresmikan Gedung Hemodialisis di RSUD Buleleng, Kamis (22/7/2022). Dengan adanya Gedung Hemodialisis, warga Buleleng yang menderita gagal ginjal dan harus melakukan cuci darah tidak perlu lagi ke Denpasar.
Wabup Sutjidra mengatakan Gedung Hemodialisis ini mampu menampung sekitar 60 pasien untuk satu kali shift. Pihaknya mengatakan akan selalu mendukung apa yang dilakukan direksi beserta jajarannya untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas yang ada di RSUD Kabupaten Buleleng.
"Tentu saja sarana dan prasarana harus ditingkatkan dan juga SDMnya, ini sudah bertahap dilakukan oleh bapak direktur beserta jajarannya dan saya sangat mengapresiasinya karena hari ini bisa meresmikan gedung ini," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima detikBali, Jumat (22/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Utama (Dirut) RSUD Kabupaten Buleleng, Putu Arya Nugraha mengatakan penambahan jumlah unit pelayanan cuci darah kini mencapai 60 bed dari sebelumnya yang hanya 24 bed saja. Dengan penambahan ini selama satu bulan sekitar seribu lebih tindakan cuci darah bisa dilayani.
"Dengan semakin banyaknya tindakan yang dilakukan kami akan memberlakukan dua shift yaitu pagi dan sore. Shift malam tidak kami berlakukan mengingat itu kurang baik bagi kesehatan nakes dan pasien itu sendiri," ungkapnya.
Lebih lanjut dijelaskan, saat ini tren kasus gagal ginjal kronis yang memerlukan cuci darah semakin meningkat di Buleleng. Karena penyakit metabolik yang menjadi dasar penyakit gagal ginjal juga semakin banyak seperti, kencing manis, darah tinggi, batu ginjal dan sebagainya.
"Jadi sudah ada tren dan kita sudah yakin bahkan 60 bed hari ini akan dirasa kurang dan kita akan berupaya melakukan pengembangan lagi," sambungnya.
Disinggung mengenai besar anggarannya, Arya Nugraha mengatakan, biaya yang dipakai merupakan biaya dari rekanan melalui Kerjasama Operasi (KSO) atas seizin Pemda. Diperkirakan pembangunan Gedung Hemodialisis menelan biaya kurang lebih sebesar Rp 2 miliar.
(nor/nor)