Gubernur Bali Wayan Koster beberkan urgensi pembangunan terminal khusus (tersus) gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) di Bali. Ia mengaku sedang bekerja keras membangun Bali sebagai daerah yang mandiri energi bersih. Salah satunya dengan membangun pembangkit listrik di Pulau Dewata.
Upaya itu kemudian disambut oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang tahun ini membangun pembangkit listrik dengan kapasitas 2x100 megawatt berbahan gas di Banjar Pesanggaran, Kelurahan Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan. Pembangkit ini rencana awal hendak dibangun di Jawa Timur tetapi akhirnya dipindahkan ke Bali.
"Tahun ini dibangun 2x100 megawatt berbahan gas yang semula rencananya dibangun di Jawa Timur dipindah ke Bali, di Pesanggaran, dan saya masih punya agenda yang lain. Karena sekarang sudah dibangun di Pesanggaran itu 2x100 megawatt dan yang sebelumnya 250 megawatt dengan gas sekarang kita sudah 450 megawatt di (Bali) selatan," kata Koster dalam rapat paripurna DPRD Bali, Senin (18/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berangkat dari kondisi kelistrikan itulah, menurutnya Bali butuh membangun terminal LNG. Koster beralasan, wilayah Bali selatan dipilih untuk membangun terminal LNG lantaran konsumen paling banyak berada di kawasan tersebut.
"Kan yang paling banyak butuh energi ini kan Denpasar, Badung, Gianyar. Bisakah dibangun di tempat lain? Bisa. Kita bangun di Celukan Bawang bisa, tapi kebutuhan listrik di situ kan kecil. Untuk menyalurkan ke selatan itu perlu teknologi lagi, peralatan lagi maka menjadi mahal dia. Menjadi tidak efisien dia. Maka perlu dibangun di selatan," terangnya.
"Di mana di bangun di selatannya, ya kita pilih tempat. Perusda yang saya tugaskan untuk menjalankan ini. Tapi karena ribut-ribut maka saya sudah memerintahkan Perusda tidak boleh dibangun di areal mangrove. Sudah tegas itu arahan saya," tegas Koster.
Halaman selanjutnya: Koster Beberkan Kondisi Kelistrikan di Bali...
Sebelumnya, Gubernur Bali Wayan Koster juga sempat membeberkan kondisi kelistrikan di Bali. Menurutnya, cadangan kelistrikan Bali dalam kondisi yang pas-pasan.
"Dalam konteks ini saya perlu menyampaikan, Bali sekarang ini memiliki ketersediaan energi 1.150 megawatt. Kebutuhan maksimal kita sekarang saat normal sebelum pandemi itu 940 megawatt dan 30 persennya itu harus ada cadangannya. Jadi saat ini Bali memiliki cadangan yang pas-pasan," kata Koster dalam rapat paripurna DPRD Bali, Senin (18/7/2022).
Koster mengatakan, dari ketersediaan energi di Bali sebesar 1.150 megawatt, sebanyak 300 megawatt lebih disalurkan dari luar Bali yakni dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang berada di Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Energi sebesar 300 megawatt lebih itu disalurkan ke Bali melalui kabel laut.
Koster mantap akan keyakinannya bahwa Bali tidak bisa terus-menerus bergantung dengan energi dari daerah luar. Itulah sebabnya, Bali di masa yang akan datang harus bisa menjadi daerah yang mandiri energi dengan energi bersih, bukan yang bersumber dari batubara atau fosil. Ia berkeinginan agar pemenuhan kebutuhan energi, baik untuk domestik maupun pariwisata dan industri di Bali harus memiliki kepastian serta keberlanjutan.
"Ini yang harus menjadi titik fokus perhatian kita semua yang saya yakin banyak yang tidak sadar. Jadi agenda ke depan ini buat saya itu adalah bagaimana melakukan proteksi secara politik ekonomi sosial dan budaya Bali ini ke depan supaya Bali ini tidak terlalu banyak bergantung dari luar. Makin banyak kita bergantung ke luar, makin berbahaya buat kehidupan kita di masa yang akan datang untuk anak cucu kita," kata Koster.
Koster juga menyebut dirinya sempat menolak tawaran penambahan energi listrik sebesar 500 megawatt dari pemerintah pusat yang hendak disalurkan dari luar daerah ke Bali. Koster beralasan sumber energi dari PLTU di Kecamatan Paiton tidak akan difungsikan sebagai saluran utama.
"Saya bilang, 340 megawatt dari Paiton itu saja. Karena saya akan membangun pembangkit tenaga listrik. Ketika sudah mampu pembangkitnya memenuhi kebutuhan listrik di Bali maka yang dari Paiton itu akan saya fungsikan sebagai reserve sharing. Tidak akan lagi menjadi saluran utama, hanya disalurkan ketika terjadi masalah di Bali," imbuhnya.
Simak Video "Video Gubernur Bali Beri Insentif ke Nama Nyoman dan Ketut gegara Hampir Punah"
[Gambas:Video 20detik]
(iws/iws)