Mahasiswa S3 Asal Lombok Presentasi Soal Kuda di Swedia

Mahasiswa S3 Asal Lombok Presentasi Soal Kuda di Swedia

Ahmad Viqi - detikBali
Minggu, 17 Jul 2022 20:18 WIB
Mahasiswa S3 asal Desa Batunyala, Lombok Tengah, Ahmad Munjizun (30) berkesempatan membagikan hasil risetnya di konferensi internasional di Universitas Uppsala, Swedia, 2 Juli 2022.
Mahasiswa S3 asal Desa Batunyala, Lombok Tengah, Ahmad Munjizun (30) berkesempatan membagikan hasil risetnya di konferensi internasional di Universitas Uppsala, Swedia, 2 Juli 2022. (Foto: Istimewa)
Denpasar -

Seorang mahasiswa doktoral (S3) asal Desa Batunyala, Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah, NTB, Ahmad Munjizun (30) berkesempatan mempresentasikan rencana desertasi risetnya di konferensi internasional di Universitas Uppsala, Swedia.

Mahasiswa jurusan Animal Science di North Carolina State University Amerika Serikat (AS) ini diundang untuk berbicara tentang pemeliharaan kuda (equine nutrition and management) saat libur musim panas, awal Juli lalu.

"Jadi memang saya presentasi tentang kondisi kuda yang ada di Amerika. Baik bicara pakan kuda, pemeliharaan hingga tata cara merawat kuda agar tidak obesitas," kata Munjizun, Minggu malam (17/7/2022) di Mataram.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengaku senang mendapat kesempatan berbicara soal rencana riset (chapter desertasi) yang akan dilakukan di AS dan Pulau Sumbawa, NTB. Adapun rencana riset desertasinya berjudul Equine Adiposity and it's Effect on Equine Exercise Performance.

"Jadi kemarin itu saya bicara banyak tentang effect of weight carriage on work effort in horses (pengaruh pengangkutan beban terhadap usaha kerja pada kuda). Jadi tujuannya untuk memperlihatkan bahwa kuda yang terlalu gemuk itu tidak baik, tidak hanya untuk kesehatan, tapi juga untuk performa," katanya.

Rencana desertasi yang diambil Munjizun terinspirasi dari banyaknya kuda-kuda gemuk saat pertunjukan kuda di berbagai belahan dunia. "Untuk itu, penelitian saya adalah satu bagian dari agenda mengedukasi masyarakat pecinta kuda untuk equine welfare yang lebih baik," ujar Munjizun.

Munjizun menemukan ada perbedaan pemeliharaan kuda yang di Indonesia khususnya di NTB dan Amerika Serikat. Baik dari segi pakan, pengunaan hingga aturan-aturan penyembelihan kuda.

"Kalau di Amerika itu kuda tidak boleh disembelih atau dikonsumsi karena aturannya sangat ketat. Berbeda dengan di Indonesia. Kita bebas konsumsi kuda. Jadi kalau di Amerika mau makan kuda harus pesan di Kanada atau negara bagian lainnya," kata Munjizun.

Dia bercerita, konferensi internasional di Universitas Uppsala, Swedia itu merupakan kesempatan langka. Banyak peserta dari belahan dunia tertarik dengan chapter desertasi yang akan dilaksanakan di Amerika dan Pulau Sumbawa, NTB.

Untuk diketahui, Munjizun mendapat beasiswa S3 dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Ia berharap anak-anak NTB lainnya tak takut untuk mencoba kuliah di luar negeri.

"Biar gimana pun kita harus tetap optimis bisa terus sekolah. Jadi pesan saya kalau ada kesempatan belajar kemudian mendaftar beasiswa. Kalau gagal coba lagi jangan patah semangat," pesan Munjizun.

Usai melakukan penelitian selama 3 hari di Pulau Sumbawa, dia akan kembali ke Amerika untuk menyelesaikan desertasinya agar bisa segera lulus dengan predikat terbaik. "Insya Allah, Desember ini lulus. Doakan saja," ungkapnya.




(iws/iws)

Hide Ads