Jeritan Ibu Brigadir Yoshua: Siksaan Apa yang Kau Terima

Jeritan Ibu Brigadir Yoshua: Siksaan Apa yang Kau Terima

Tim detikSumut - detikBali
Jumat, 15 Jul 2022 20:31 WIB
Ibunda Brigadir J menangis usai anaknya dimakamkan.
Ibunda Brigadir J menangis usai anaknya dimakamkan. Foto: Istimewa
Bali -

Peristiwa baku tembak polisi yang menewaskan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir Yoshua (Brigadir J) menyisakan luka mendalam bagi keluarga. Tangisan Rosti Simanjuntak, ibu Brigadir Yoshua pecah melihat anaknya terbujur kaku di dalam peti jenazah.

Momen kesedihan itu diunggah oleh Rohani Simanjuntak di akun media sosial miliknya pada 11 Juli 2022. Rohani adalah adik ibu Brigadir Yoshua.

Dikutip detikSumut, Jumat (15/7/2022), Rosti menangis sambil mengipasi jenazah anaknya dengan tangan. Dengan bahasa Batak, Ibu Brigadir Yosua mengungkapkan kesedihannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rosti pun menyebut anaknya seperti pahlawan yang tersiksa dan teraniaya. "Apa yang kau ceritakan, Nak, pada kami, saat kau lemah pada saat kejadian itu. Aku tidak berdaya pada saat kejadian itu saat kau disiksa. Aku meminta pada saudaramu supaya tidak diganggu dulu. Ternyata itu tanda kau menjerit, memanggil aku," kata Rosti sambil terbata-bata seperti dilansir dari detikSumut. Narasi yang diunggah sudah disesuaikan dari bahasa Batak.

Dia menyebut anaknya tengah berjuang. Di balik perjuangan itu, ada derita yang harus disembunyikannya. Sebagai ibu, dia seperti bisa merasakannya.

ADVERTISEMENT

"Jeritan apa yang ingin kau ungkapkan ke kami, Nak. Sehingga tubuhmu lemah pada saat kejadian itu. Aku tidak berdaya pada saat kejadianmu. Hari sudah terang, aku akan mengantarkan kembali ke tanah. Penderitaan apa yang kau terima, Nak," tuturnya.

"Di balik semua perjuanganmu, kau harus menjerit disiksa. Siksaan apa yang kau terima, Nak. Banyak orang meninggal, tetapi tidak seperti ini penyiksaan ini," katanya sembari menangis dan menatapi wajah Brigadir Yosua.

Sebelumnya, tante Brigadir Yosua, Rohani Simanjuntak, berharap tidak ada manipulasi atas kematian Yosua. Sebab, di mata mereka, Yosua adalah anak yang baik dan berprestasi.

"Dia itu anaknya baik, tidak ada yang aneh-aneh, tentu pasti merasa kehilangan atas kejadian ini. Harapan kami ya ditindaklanjutilah kasus ini yang seadil-adilnya, hukum itu dijalankan dengan benar. Jangan gara-gara kami orang lemah, kami nggak diperhatikan gitu," ujar Rohani saat diwawancarai detikSumut, Selasa (12/7/2022).




(nor/nor)

Hide Ads