Sempat Direbut Rusia, Kota Ukraina Bagaikan 'Kota Hantu'

Sempat Direbut Rusia, Kota Ukraina Bagaikan 'Kota Hantu'

Tm detikNews - detikBali
Jumat, 15 Jul 2022 15:57 WIB
A view shows apartment buildings damaged during Ukraine-Russia conflict in the town of Popasna in the Luhansk region, Ukraine July 14, 2022. REUTERS/Alexander Ermochenko
Foto: Situasi kota Popasna, Ukraina bagian timur, yang dilanda kehancuran akibat invasi Rusia hingga disebut berubah menjadi 'kota hantu' karena tidak ada tanda-tanda kehidupan. (REUTERS/Alexander Ermochenko)
Jakarta -

Dua bulan setelah jatuh ke tangan militer Rusia, kota Popasna yang berada di wilayah Ukraina bagian timur yang pernah ditinggali 20.000 warga kini berubah menjadi 'kota hantu', dengan sedikit tanda-tanda kehidupan.

Seperti dilansir Reuters, Jumat (15/7/2022), Ukraina telah menarik pasukannya dari Popasna sejak Mei lalu, setelah pasukan Rusia melancarkan serangan terhadap sebagian besar wilayah Ukraina bagian timur, dengan serangan dan gempuran yang intens menghujani kota yang masuk dalam wilayah Luhansk tersebut.

Saat dikunjungi langsung oleh reporter Reuters pada Kamis (14/7/2022) waktu setempat, kota Popasna tampak sepi, dengan nyaris semua gedung apartemen terlihat hancur atau rusak berat. Ruas jalanan setempat sangat sepi, tanpa adanya tanda-tanda keberadaan manusia maupun binatang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu penduduk kota Popasna, Vladimir Odarchenko, berdiri di dalam rumahnya yang rusak dan mengamati puing-puing yang berserakan di lantai.

"Saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan. Di mana harus tinggal? Saya tidak tahu," ucap Odarchenko kepada Reuters.

ADVERTISEMENT

"Musim panas baik-baik saja, saya bisa menyewa apartemen mungil, jika saya memiliki cukup uang," ujarnya.

Seperti diketahui, beberapa waktu terakhir, Rusia terus menggempur wilayah Ukraina bagian selatan dalam upaya menguasai seluruh wilayah Donbas, yang terdiri atas Donetsk dan Luhansk. Awal bulan ini, Moskow mengklaim pasukannya berhasil merebut kendali atas seluruh wilayah Provinsi Luhansk.

Invasi yang disebut Rusia sebagai 'operasi militer khusus' itu dilancarkan sejak 24 Februari lalu, yang diklaim Moskow bertujuan melindungi warga yang berbicara bahasa Rusia di Ukraina bagian timur dan membasmi nasionalis berbahaya.

Ukraina dan Barat menyebut invasi Rusia sebagai agresi perang yang tidak beralasan.

Menurut Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), konflik berkelanjutan di Ukraina telah menghancurkan banyak kota dan memaksa sekitar 5,2 juta orang mengungsi ke negara lainnya. Pertempuran akibat invasi Rusia di Ukraina ini juga tercatat telah menewaskan ribuan orang.




(kws/kws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads