IMF Kirim Sinyal Bantu Keuangan Sri Lanka yang Dilanda Krisis

IMF Kirim Sinyal Bantu Keuangan Sri Lanka yang Dilanda Krisis

tim detikFinance - detikBali
Senin, 11 Jul 2022 00:08 WIB
Air Force members stand guard at a Lanka IOC fuel station (Indian Oil Corporation) as people queue up to buy fuel due to fuel shortage, amid the countrys economic crisis, in Colombo, Sri Lanka, July 6, 2022. REUTERS/Dinuka Liyanawatte
Foto: Kondisi di Sri Lanka saat menghadapi krisis ekonomi (REUTERS/Dinuka Liyanawatte)
Jakarta -

International Monetary Fund (IMF) berharap adanya resolusi terkait krisis ekonomi yang melanda Sri Lanka. Lembaga pendanaan internasional ini berupaya pembicaraan untuk paket dana talangan atau bailout dimulai lagi.

Sebagaimana diketahui, Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa akan mengundurkan diri pada 13 Juli mendatang usai adanya gelombang protes akibat krisis ekonomi. Kediamannya telah digeruduk pada demonstran.

Kediaman Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe tak luput dari sasaran hingga dibakar massa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami berharap resolusi situasi saat ini yang akan memungkinkan dimulainya kembali dialog kami tentang program yang didukung IMF," kata IMF dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Reuters, Minggu (10/7/2022).

Sebelumnya, pihak IMF dan Sri Lanka telah 10 hari berunding paket dana talangan untuk menyelamatkan negara yang bangkrut itu. Sayang, sampai perundingan itu berakhir tanpa ada kesepakatan apapun soal bailout.

Dalam sebuah pernyataan, IMF berjanji kembali melanjutkan pembicaraan dengan Sri Lanka yang sebelumnya dimulai sejak 20 Juni 2022.

"Diskusi akan berlanjut secara virtual dengan maksud untuk mencapai kesepakatan tingkat staf tentang fasilitas dana yang diperpanjang atau pengaturan EFF (Extended Fund Facility)," bunyi pernyataan tersebut dikutip dari CNBC, Kamis (30/6/2022).

EFF diberikan untuk membantu negara-negara yang mengalami ketidakseimbangan pembayaran karena hambatan struktural atau pertumbuhan yang lambat dan posisi neraca pembayaran lemah.

"Ini memberikan dukungan kebijakan yang diperlukan untuk memperbaiki ketidakseimbangan struktural selama periode diperpanjang," ujar IMF lebih lanjut.




(kws/kws)

Hide Ads