Sebanyak 702 dari 1.098 orang yang melamar ke SMA Negeri 1 Tabanan tidak lolos dalam proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2022/2023. Di sisi lain, kapasitas atau daya tampung sekolah yang dikenal sebagai sekolah favorit di Tabanan itu hanya 396 orang.
"Ya cukup besar memang yang tidak diterima," jelas Kepala SMA Negeri 1 Tabanan, I Nyoman Surjana, Rabu (6/7/2022).
Ia menjelaskan, daya tampung maksimal itu terbagi ke dalam sebelas rombongan belajar atau rombel. Satu rombel terdiri dari 36 orang siswa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, proses PPDB telah memasuki tahap pendaftaran ulang yang telah dimulai sejak Senin (4/7/2022) dan berakhir pada Kamis (7/7/2022).
Pihaknya berharap, tahap pendaftaran ulang ini diikuti sesuai jadwal yang belaku. Calon peserta didik yang lolos berdasarkan sistem PPDB online namun tidak melakukan pendaftaran ulang, akan dianggap membuang kesempatan.
Surjana menegaskan, sampai sejauh ini pihaknya masih mengacu pada hasil PPDB online sesuai dengan daya tampung maksimal. Sedangkan kemungkinan untuk menerima siswa yang tidak lolos sesuai sistem PPDB online, bergantung pada instruksi dari Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Bali.
"Sejauh ini kami hanya memprioritaskan mereka yang lolos melalui PPDB secara online," tegasnya.
Adapun jalur yang tersedia pada proses PPDB antara lain inklusi sebanyak lima kursi, afirmasi 54 kursi, perpindahan orang tua 19 kursi, prestasi 77 kursi, zonasi 202 kursi, dan akumulasi rapor 39 kursi.
Dari kuota masing-masing jalur, ada kursi yang masih tersisa. Di antaranya pada jalur inklusi sebanyak lima kursi karena tidak ada yang mendaftar. Kemudian kuota pada jalur afirmasi sebanyak 36 kursi. Karena dari proses pendaftaran di jalur ini terdapat 24 pendaftar yang lima di antaranya ditolak karena tidak memenuhi syarat.
Berikutnya pada jalur perpindahan orang tua tersisa sepuluh kursi karena yang mendaftar hanya sembilan orang. Sedangkan jalur prestasi yang terdiri dari akadmik, nonakedemik, serta adat dan budaya tersisa 39 kursi karena yang lolos hanya 38 orang.
Sedangkan pada jalur zonasi, jumlah pendaftarnya sebanyak 504 orang, namun peserta yang lolos hanya 202 siswa atau sesuai dengan kuota maksimal. Sementara akumulasi rapor mencapai 505 pendaftar namun yang diterima sebanyak 129 pendaftar.
"Sisa kuota pada jalur lainnya ini kemudian dialihkan ke jalur akumulasi rapor," jelasnya.
Ia mengungkapkan, jarak terjauh pada pendaftaran jalur zonasi yakni 1.477 meter. Sementara untuk akumulasi rapor paling tinggi 379,60 dan paling rendah 337,60.
Adapun nilai akumulasi rapor tersebut didasarkan pada nilai dari semester satu sampai semester lima di SMP untuk empat mata pelajaran : Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, Matematika.
(iws/iws)