Mulut Melepuh-Berbusa, 27 Ekor Sapi di Jembrana Alami Gejala PMK

Mulut Melepuh-Berbusa, 27 Ekor Sapi di Jembrana Alami Gejala PMK

I Ketut Suardika - detikBali
Minggu, 03 Jul 2022 14:39 WIB
Pengambilan sampel ternak sapi di Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana, Minggu (3/7/2022).
Pengambilan sampel ternak sapi di Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana, Minggu (3/7/2022). (Foto: I Ketut Suardika/detikBali)
Jembrana -

Sebanyak 27 ekor sapi di Jembrana terindikasi terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK). Sapi yang mengalami gejala PMK, di antaranya ditemukan di Simantri 308 Desa Pergung, Kecamatan Mendoyo, Jembrana. Di lokasi tersebut, sebanyak 9 ekor sapi mengalami gejala PMK yakni mulut sapi yang tampak melepuh.

"Awalnya mulutnya mendidih (melepuh, berbusa) tidak mau makan," ujar Ketua Kelompok Ternak Sapi 308 Desa Pergung, Nyoman Suwerna, Minggu (3/7/2022).

Peternak sapi lain, I Ketut Suarcana (60) asal Desa Banyubiru, Negara mengaku, sejak dua hari curiga melihat perubahan pada sapinya yang mengeluarkan busa pada mulutnya. Meski begitu, dirinya tidak berpikir jika sapi miliknya itu terindikasi PMK.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya saya kira itu salah makan. Lantas kemarin makanannya, saya lihat tidak habis. Biasanya habis," kata Suarcana.

Petugas dari Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana bersama BBVet Denpasar melakukan langkah cepat untuk mengecek sapi yang mengalami gejala PMK di empat lokasi berbeda. Antara lain di Banjar Petapan Kelod, Desa Pergung; Lingkungan Bilukpoh, Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo; Desa Banyubiru, Kecamatan Negara; dan Desa Manistutu, Kecamatan Melaya. Dari keempat titik tersebut, petugas mengambil sebanyak 9 sampel sapi yakni.

ADVERTISEMENT

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Sutama mengatakan, pihaknya langsung melakukan pantauan dan menindaklanjuti laporan dari para peternak sapi di Jembrana.

"Karena tanggal 28 muncul tanda tanda indikasi PMK. Untuk benar dan tidaknya nanti melalui lab," ungkap Sutama, saat ditemui detikBali di lokasi pemantauan PMK, Minggu (3/7/2022).

"Sudah diambil sampelnya. Mudahan mudahan tidak positif. Tapi dari gejala mengarah ke PMK," imbuhnya.

Ia menjelaskan, sampel darah dan air liur sapi yang sudah diambil selanjutnya akan dilakukan uji laboratorium untuk mengetahui hewan tersebut terjangkit PMK atau tidak. Hasil pemeriksaan lab akan keluar dalam waktu 5-7 hari ke depan.

"Belum bisa dipastikan PMK atau tidak, tetapi gejalanya mengarah ke PMK. Pemeriksaan sampel ini untuk menentukan langkah ke depan yang dilakukan," tegasnya.

Selama menunggu hasil laboratorium, Sutama mengimbau para peternak untuk menerapkan biosekuriti yang ketat. Selain menjaga kebersihan kandang, lalulintas ternak atau peternaknya juga diminta untuk benar-benar diperhatikan. Ia meminta peternak sapi di Jembrana segera melaporkan kepada petugas terdekat jika ternaknya mengalami gejala PMK.

"Secara teknis banyak faktor yang mempengaruhi. Transportasi, orang, alat, alat transportasinya, ternaknya juga, pakan juga," tandasnya.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads