Para petani bunga pacah di wilayah Banjar Dinas Saren Kauh, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali, mengeluh karena harga bunga pacah di pasaran anjlok saat ini sekitar Rp 1.000 per kilogram. Akibatnya banyak petani bunga pacah yang mengaku rugi.
Ni Wayan Sari (60), salah seorang petani bunga pacah yang ada di Banjar Dinas Saren Kauh mengatakan, saat ini harga bunga satu kresek merah berisi 4 kilogram cuma Rp 4.000. Padahal saat Hari Raya Galungan dan Kuningan harganya sempat menyentuh Rp 90 ribu per kresek merah.
"Harganya mulai anjlok setelah hari raya Kuningan dan sampai saat ini masih belum ada tanda-tanda kalau harganya akan mengalami kenaikan," kata Sari saat ditemui di kebunnya, Rabu (30/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sari mengatakan, harga yang sangat murah saat ini membuat para petani pusing karena sudah pasti akan merugi. Apalagi saat ini harga pupuk juga mahal, belum lagi biaya menyemprot supaya tidak diserang hama. "Harga segitu tidak sebanding dengan biaya perawatannya selama ini, jadi sudah pasti rugi,"kata Sari.
Hal yang sama juga diakui petani lainnya I Ketut Nika (62). Ia mengatakan, saat ini harga bunga pacah sangat murah. "Jadi petani bunga tidak selalu dapat untung banyak, kalaupun dapat untung paling hanya sedikit, karena yang paling banyak dapat untung itu pengepul, kami hanya dapat untung banyak saat ada hari raya besar, seperti Galungan dan Kuningan," kata Ketut Nika.
Ketut Nika berharap harga bunga pacah bisa naik di pasaran karena jika harga tetap tidak mengalami kenaikan, tentu akan membuat para petani di Banjar Dinas Seren Kauh mengalami kerugian yang lebih banyak. "Minimal harganya Rp 10 ribu per satu kresek merah sudah cukup bagi kami para petani, karena dalam sehari kami maksimal dapat panen sekitar delapan kresek merah," kata Ketut Nika.
(irb/irb)