Pengepul Karangasem Beli Kapas Murah karena Harga Pasaran Anjlok

Pengepul Karangasem Beli Kapas Murah karena Harga Pasaran Anjlok

I Wayan Selamat Juniasa - detikBali
Rabu, 29 Jun 2022 17:06 WIB
Nyoman Madra saat ditemui di rumahnya di Banjar Dinas Kelodan, Desa Datah, Abang, Karangasem, Bali, Rabu (29/6/2022).
Nyoman Madra saat ditemui di rumahnya di Banjar Dinas Kelodan, Desa Datah, Abang, Karangasem, Bali, Rabu (29/6/2022). Foto: I Wayan Selamat Juniasa
Karangasem -

Sebagian besar petani kapas di wilayah Banjar Dinas Tegallanglangan, Desa Datah, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, mengeluhkan murahnya harga kapas saat ini. Pengepul kapas pun mengaku membeli dengan harga murah karena harga pasaran sedang anjlok.

Seorang pengepul kapas I Nyoman Madra (61), asal Banjar Dinas Kelodan, Desa Datah, Kecamatan Abang, Karangasem, mengaku saat ini harga kapas di pasaran antara Rp 12 ribu - Rp 13 ribu per kilogram. Ia pun tak mau rugi dengan membeli mahal, namun harga kapas sendiri di pasaran saat ini anjlok.

"Kalau saya beli kapas harga Rp 22 ribu per kilogram dari petani, sedangkan saya jual ke perajin benang cuma Rp 14 ribu - Rp 15 ribu saja saya yang rugi jadinya," kata Nyoman Madra, saat ditemui di rumahnya, Rabu (29/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nyoman Madra mengakui saat bulan Mei lalu memang ia membeli kapas di petani seharga Rp 22 ribu per kilogram, tapi memasuki bulan Juni harga di pasaran terus mengalami penurunan. Mulai dari Rp 18 ribu, kemudian turun menjadi Rp 15 ribu, dan terakhir menjadi Rp 13 ribu per kilogram.

Selain itu juga dipengaruhi faktor para perajin benang tidak mau beli kapas dengan harga mahal karena kemungkinan kapas Sumbawa sebentar akan masuk ke Bali. Harga kapas Sumbawa cuma Rp 10 ribu per kilogram, karena memang sebelum ada petani kapas di sini para perajin benang beli kapas dari Sumbawa.

ADVERTISEMENT

"Saya sebagai pengepul jadi serba salah saat ini, karena saya beli kapas dari petani dengan harga murah dibilang saya yang cari untung banyak, padahal memang harga di pasaran segitu saat ini, bahkan sempat saya suruh petani menjual langsung ke perajin benang supaya percaya memang harganya segitu dibeli oleh perajin benang saat ini," kata Nyoman Madra.

Terkait dengan perjanjian harga kapas Rp 22 ribu per kilogram antara pengepul dan petani kapas beberapa bulan lalu, ia mengaku sudah memberikan penjelasan kepada para petani. Ia sebagai pengepul tidak berjanji akan terus-menerus membeli kapas dengan harga segitu, tapi disesuaikan dengan harga di pasaran.

"Memang waktu ini ada perjanjian karena memang saat itu harganya sedang mahal, tapi saat itu saya juga sudah bilang ke petani, kalau saya mau beli kapas jika harganya sesuai dengan di pasaran ke depannya, seperti saat ini harga di pasaran Rp 13 ribu, kalau saya paksakan beli Rp 22 ribu, ya saya rugi besar jadinya, padahal dari hasil pembelian kapas ke petani saya cuma dapat untung Rp 1.000," katanya.

Jadi, Nyoman Madra menyarankan agar para petani kapas menjual langsung ke perajin benang karena memang di sana dibeli dengan harga Rp 14 - Rp 15 ribu per kilogram, bahkan di Jawa harganya juga segitu karena memang harga di pasaran sedang turun.

"Saya sudah sarankan ke petani jika tidak mau kapasnya saya beli Rp 13 ribu, silakan jual langsung ke perajin benang. Yang tidak mau dibeli dengan harga Rp 13 ribu adalah para petani kapas yang baru mulai menjadi petani kapas karena ada bantuan dari pemerintah, sedangkan kalau petani kapas sudah lama berapa pun saya beli tetap dijual karena mereka tahu harga di pasaran berapa saat ini," kata Nyoman Madra yang juga merupakan seorang petani kapas sejak dulu.




(irb/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads