La Nina Lemah, BMKG: Tetap Waspada Gelombang Tinggi-Cuaca Ekstrem

La Nina Lemah, BMKG: Tetap Waspada Gelombang Tinggi-Cuaca Ekstrem

tim detikBali - detikBali
Rabu, 29 Jun 2022 15:40 WIB
BMKG mengeluarkan peringatan dini potensi tinggi gelombang yang terjadi di perairan NTB. Diperkirakan tingginya lebih dari 2 meter.
Ilustrasi gelombang di laut. Foto: Harianto/detikcom
Bali -

Wilayah Bali secara umum sudah memasuki musim kemarau, meski Bali bagian tengah belum. Beberapa wilayah Bali juga masih ada yang mengalami hujan, karena fenomena La Nina lemah di bulan Juni. Untuk itu BKMG tetap memperingatkan potensi gelombang tinggi dan cuaca ekstrem.

Koordinator Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar, Bali, I Nyoman Gede Wiryajaya mengatakan, saat ini sedang terjadi monsun Australia. Pada kondisi ini, angin bertiup dari timuran sehingga Bali masuk kemarau.

"Kemarau bukan berarti tidak ada hujan sama sekali, tapi masih ada. Kondisi saat ini sedang terjadi monsun Australia, yaitu angin bertiup dari timuran, sehingga kita mengalami musim kemarau, dan angin cukup kencang," bebernya, dikonfirmasi detikBali Rabu (29/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Angin kencang yang terjadi saat ini, lanjut Wiryajaya, menyebabkan gelombang tinggi di Bali. Sehingga pihaknya memperingatkan pengguna maritim untuk mewaspadainya.

"Salah satu yang menyebabkan gelombang tinggi adalah angin, sehingga kami memberikan informasi pengguna maritim agar selalu waspada terhadap gelombang tinggi dan angin kencang," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Hujan yang terjadi di beberapa wilayah Bali, ungkapnya, disebabkan suhu permukaan laut di Bali masih cukup hangat sehingga terjadi penguapan yang cukup tinggi dan berdampak pada curah hujan. "Makanya kami prediksi masih ada curah hujan," imbuh dia.

Ini juga dipicu kondisi Indonesia saat ini yang memasuki fenomena global La Nina dalam intensitas lemah di bulan Juni. Sehingga diprediksi beberapa bulan ke depan akan terjadi fenomena La Nina netral - moderat.

"La Nina berdampak adanya potensi curah hijau, lawannya El Nino, sehingga kita masih berkemungkinan ada curah hujan itu," tegasnya.

Meski dalam intensitas rendah, pihaknya tetap mengimbau para nelayan dan pengguna jasa kemaritiman untuk waspada gelombang tinggi dan cuaca ekstrem. Juga disarankan untuk selalu memperbarui informasi cuaca dari BMKG maupun institusi resmi lainnya.

Tinggi gelombang diprediksi maksimal di kisaran 3-4 meter. Sementara kecepatan angin rata-rata masih berkisar antara 19 knot hingga 21 knot. "Kalau 25 knot itu sudah ekstrim banget, tapi kita belum lah," pungkas dia.




(irb/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads