Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMA Bali Mandara tahun ini menggunakan sistem reguler. Hingga pendaftaran ditutup, jumlah pendaftarnya tercatat masih minim.
Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMA Bali Mandara resmi ditutup pada Sabtu (25/6/2022) pada pukul 18.00 WITA.
Dengan menjadi sekolah regular, ada lima jalur pendaftaran yang disediakan, di antaranya jalur zonasi, jalur afirmasi, jalur perpindahan orang tua, jalur ranking rapor, dan jalur sertifikat prestasi. Kendati pendaftaran sudah ditutup, jumlah peserta yang mendaftar di SMA Bali Mandara belum memenuhi kuota yang dicanangkan, yakni 180 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Panitia PPDB SMA Bali Mandara tahun 2022, Ni Made Sri Narawati mengatakan bahwa jumlah peserta yang telah terkonfirmasi mendaftar di SMA Bali Mandara saat ini ada 61 orang. Dengan rincian pendaftar jalur zonasi sebanyak 49 orang, jalur afirmasi sebanyak 14 orang, jalur ranking rapor sebanyak 33 orang, dan jalur perpindahan tugas sebanyak 3 orang. Sedangkan untuk jalur untuk jalur sertifikat prestasi dan inklusi belum ada pendaftar.
"Jumlah pendaftar dari semua jalur itu ada 99 orang itu gabungan, individunya ada 61 orang, karena setiap pelamar bisa memilih 3 jalur, jadi jika individunya 61 orang berarti beberapa pemilih memilih di beberapa jalur," kata Ketua Panitia PPDB SMA Bali Mandara tahun 2022, Ni Made Sri Narawati, saat dikonfirmasi oleh detikBali, Minggu (26/6/2022).
Padahal pada PPDB tahun 2021, dari kuota 140 orang, pelamar yang mendaftar jumlahnya mencapai 417 orang.
Selanjutnya, terkait dengan kuota yang belum terpenuhi. Narawati menyebut jika langkah berikutnya yang akan dilakukan pihak sekolah yakni melakukan pendekatan ke sekolah-sekolah SMA/SMK terdekat yang ada di jalur zonasi, guna menjaring siswa yang sekiranya tidak lolos di semua jalur.
"Nanti kita pendekatan untuk meminta datanya di tanggal 4 Juli jika memang sekolah kita masih kekurangan kuota sampai saat itu," jelasnya.
Menurut Narawati, faktor yang membuat jumlah pendaftar sedikit di SMA Bali Mandara bukan karena sosialisasi yang kurang. Melainkan isu di masyarakat tentang sistem reguler di SMA Bali Mandara masih simpang siur terutama terkait dengan iuran Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP).
"Kalu menurut saya sih sebenarnya kita sosialisasi sudah, kemungkinan informasi di masyarakat itu masih simpang siur terkait regulernya SMA Bali Mandara. Jadi ketika ada pendaftar ke sekolah itu SPP-nya mahal misalnya, seperti taruna mandara, padahal kan kita belum menyatakan tarif SPP berapa-berapa bayarnya" jelasnya.
Kemudian terkait dengan tidak adanya siswa berprestasi yang melamar saat ini, dirinya pun mengaku tak mempermasalahkan hal itu. Narawati menganggap yang terpenting adalah bagaimana cara membimbing dan mengajar anak agar giat dalam belajar, sehingga dapat menciptakan generasi atau siswa yang berprestasi seperti ditahun-tahun sebelumnya.
Ke depannya pihak sekolah juga akan lebih gencar lagi melakukan sosialisasi terkait dengan kondisi sekolah serta sistem di SMA Bali Mandara yang baru.
"Kalau soal tidak ada peserta di jalur prestasi tidak masalah, toh dulu juga ketika kita masih berasrama siswa yang berprestasi juga sedikit. Tapi dengan membimbing anak dengan baik, dan anak-anak belajar dengan tekun saya yakin ke depan kita akan berhasil melahirkan siswa yang berprestasi seperti tahun-tahun sebelumnya itu sih harapan kami dari sekolah," tukas Narawati.
(kws/kws)