BaleBengong kembali menggelar Anugerah Jurnalisme Warga (AJW) 2022, mengusung tema Tri Hita Digital, tiga hak digital untuk mencapai kesejahteraan. Malam penganugerahaan AJW 2022 akan digelar pada Minggu, 26 Juni 2022, di Taman Baca Kesiman, Denpasar, Bali.
Koordinator AJW Iin Valentine mengatakan, tema hak-hak digital dipilih karena belum banyak yang menyadari dan mengetahuinya. Sementara sebagian besar kehidupan kini makin digital atau berlangsung di ranah dalam jaringan (daring) atau online.
Hak digital ini mencakup tiga hal, yaitu hak untuk mengakses internet, hak untuk bebas berekspresi, dan hak atas rasa aman di dunia digital. Oleh karena itu, AJW ingin mengangkat kisah inspiratif dan suka duka warga menggunakan teknologi digital dalam kehidupan mereka sehari-hari, terutama mencakup tiga hak digital tersebut. Inilah yang menjadi latar belakang pemilihan tema AJW 2022 tahun ini, yaitu Tri Hita Digital, Tiga Hak Digital untuk Mewujudkan Kesejahteraan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada tiga subtema yang ditawarkan. Pertama, pemerataan akses internet yang inklusif (disabilitas, desa, kelompok marjinal, dan lainnya). Kedua, pentingnya jaminan bagi warga berekspresi dengan bertanggungjawab di dunia digital. Ketiga, adaptasi teknologi digital dalam kehidupan (pelestarian lingkungan, sosial, tradisi, dan lainnya).
AJW 2022 mengundang warga seluruh Indonesia untuk menyampaikan opini dan kisahnya tentang digitalisasi melalui empat kategori, yakni tulisan, ilustrasi, video pendek, dan media warga. Sebanyak 7.000 suara warga telah berpartisipasi dalam pemilihan media warga favorit. Sementara itu, hampir 100 peserta dari berbagai daerah di Indonesia terlibat dalam berbagai aktivitas kompetisi dalam perhelatan Anugerah Jurnalisme Warga (AJW) kali ini.
Karya-karya peserta AJW 2022 sangat beragam dan menyentuh persoalan sehari-hari mereka. Ada sebanyak 41 karya kategori tulisan. Misalnya, Ketut Budayasa yang menceritakan desanya jauh dari akses internet. Ada juga Rahmadinata dari Banyuwangi, Jawa Timur, yang menambah perspektif mengenai akses internet, di mana ia menceritakan peningkatan penggunaan internet di daerah tidak merata.
Kategori video diikuti 19 peserta. Salah satunya, Rini Kartini dari Sikka, NTT, menceritakan perjuangan perempuan dengan judul Perempuan Rokatenda dalam Setapak Digital. Selain itu, ada anak muda Jembrana, Bali, yang mengampanyekan stop hoaks karena membanjirnya berita bohong.
Karya-karya menggugah juga tampak dari kategori ilustrasi dan usulan-usulan media warga bekerjasama dengan Combine Resource Institution dari Jogja. Karya-karya ini juga dinilai dari sisi inklusivitasnya bagi disabilitas.
Salah satu juri AJW, Aktivis Komunitas Tuli, Ade Andreawan mengatakan karya-karya dari peserta AJW 2022 sudah baik karena konten jurnalisme warganya dan secara visual konten-konten telah cukup inklusif. "Diharapkan akses konten makin inklusif berupa audio, visual, dan naraisyarat untuk hak memperoleh informasi, berekspresi, dan akses internet bagi kawan disabilitas," ingatnya.
Sedangkan juri lain, Nenden S. Arum, aktivis SAFEnet menyebutkan karya-karya jurnalis warga yang dikirim ke AJW 2022 memberikan sentuhan baru untuk isu Tri Hita Digital. "Sentuhan kisah personal membuat kita bisa melihat masalah hak digital dari perspektif yang berbeda," ujarnya.
AJW sendiri merupakan kegiatan tahunan BaleBengong sejak 2016 untuk memberikan penghargaan terhadap karya-karya pewarta warga dalam bentuk kompetisi ataupun beasiswa liputan. Selama tujuh kali pelaksanaan hingga saat ini, AJW telah menjadi ajang penghargaan bagi pewarta warga, media jurnalisme warga, serta beragam inisiatif dalam literasi digital.
(irb/irb)