Sulit Dapat BBM-Cuaca Buruk, Nelayan di Pengambengan Tidak Melaut

Sulit Dapat BBM-Cuaca Buruk, Nelayan di Pengambengan Tidak Melaut

I Ketut Suardika - detikBali
Kamis, 23 Jun 2022 02:50 WIB
Situasi di PPN Pengambengan, nelayan libur melaut karena cuaca buruk, Rabu (22/6/2022)
Foto: Situasi PPN Pengambengan, nelayan libur melaut karena cuaca buruk, Rabu(22/6/2022). (I Ketut Suardika/detikBali)
Jembrana -

Nelayan di Pengambengan, Jembrana, selain karena kesulitan mendapat bahan bakar minyak (BBM), juga menghadapi kendala cuaca buruk sehingga memutuskan untuk tidak melaut.

Pantauan detikBali di sekitar pelabuhan perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, Rabu (22/6/2022), sejumlah nelayan mengaku sempat kesulitan mendapat rekomendasi pembelian solar bersubsidi. Setelah rekomendasi diberikan, nelayan diminta menyiapkan berkas administrasi untuk mendapatkan solar bersubsidi.

Seorang nelayan, Sapuan Hadi menyampaikan, mengenai solar bersubsidi, saat ini harus melengkapi berkas yang lebih lengkap untuk mendapat rekomendasi. "Kalau BBM ada, cuma persyaratan yang harus lengkap untuk mendapat rekomendasi," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun saat ini, karena ada cuaca ekstrem dampak perubahan iklim yang terjadi di Selat Bali sehingga tidak ada nelayan yang berani melaut.

"Seminggu terakhir tidak melaut karena cuaca buruk, gelombang tinggi dan arus besar," kata Ahmad Fathurozi, nelayan Pengambengan.

ADVERTISEMENT

Di tengah gelombang tinggi ini, sempat ada nelayan yang nekat melaut, tetapi pulang dengan membawa hasil tangkapan ikan yang minim. "Cuma dapat ikan bawa pulang (tidak sampai dijual)," imbuhnya.

Di sisi lain, mengenai cuaca yang terjadi di Selat Bali, Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Jembrana Aminudin Al Roniri menyampaikan, prakiraan cuaca harian wilayah Bali dari 22-24 Juni 2022, cuaca secara umum cerah berawan dan berpotensi hujan ringan di wilayah Bali bagian timur, tengah dan selatan. "Suhu udara berkisar antara 22-33 °C, dengan kelembaban udara berkisar antara 60-95 persen," jelasnya.

Menurutnya, angin umumnya bertiup dari arah Timur Tenggara dengan kecepatan berkisar antara 8 - 45 Kilometer perjam. Tinggi gelombang laut di Perairan Utara Bali berkisar antara 0.5-2 meter, di Perairan Selatan Bali berkisar antara 1 - 4 meter, di Selat Bali berkisar antara 0.25-3 meter dan di Selat Lombok berkisar antara 0.5-3 meter.

Kondisi ini disebabkan oleh wilayah Bali memasuki periode musim peralihan pancaroba. Masyarakat umum, nelayan dan pelaku kegiatan wisata bahari mewaspadai potensi tinggi gelombang laut yang dapat mencapai 2 meter atau lebih di sekitar perairan utara dan selatan Bali.

"Masyarakat diimbau agar selalu memperhatikan Informasi BMKG, khususnya peringatan dini cuaca atau iklim ekstrem," tukasnya.




(kws/kws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads