Lagi, Warga Jembrana Meninggal Diduga Rabies

Lagi, Warga Jembrana Meninggal Diduga Rabies

I Ketut Suardika - detikBali
Minggu, 19 Jun 2022 04:49 WIB
Suasana rumah duka korban gigitan anjing rabies,di  Lingkungan Petapan Persidi, Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali, Sabtu (18/6/2022).
Suasana rumah duka korban gigitan anjing rabies, di Lingkungan Petapan Persidi, Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali, Sabtu (18/6/2022). Foto: Ketut Suardika/detikbali
Jembrana -

Kasus gigitan anjing rabies di Jembrana, kembali memakan korban. I Made Sutamayasa (41), warga Lingkungan Petapan Persidi, Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali, meninggal dunia pada Jumat (17/6/2022), diduga karena rabies. Pasalnya, ia sempat digigit anjing tiga bulan lalu.

Korban sempat mengalami gigitan anjing di bagian jari tangan pada bulan Maret 2022. Namun, korban tidak mau memeriksakan diri atau mendapatkan penanganan gigitan anjing, sehingga tidak mendapatkan vaksin Anti rabies (VAR).

"Istrinya sudah menyuruh untuk vaksin ke puskesmas, dia tidak mau," kata Gede Yada (66), ayah korban, saat ditemui detikBali di rumah duka, Sabtu (18/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gede Yada menuturkan, anaknya digigit anjing saat berada di pekarangan rumah. Korban pada waktu itu mau memegang anjing kecil yang tiba-tiba masuk ke dalam pekarangan rumahnya. Namun, ketika mau mengambil anjing tersebut, justru jari tengah tangan kanannya diterkam hingga luka.

"Anjing kecil, jenis mini pom. Waktu mau diambil dia galak, seperti macan," ujarnya.

Setelah jari tangannya digigit anjing, lanjut Yada, korban kemudian memukul anjing tersebut dengan sapu lidi, hingga anjing itu lari keluar rumah. "Saat dipukuli, anjing itu tetap galak, tapi dia kabur pergi," jelasnya.

Karena merasa tidak terjadi apa-apa, korban tidak mau memeriksakan diri ke puskesmas. Padahal, sudah disuruh istrinya, namun korban tetap menolak untuk diperiksa. "Mun ulia ne mati, pang mati (kalau gantinya mati, ya mati)," ujar Yada menirukan kata korban.

Semenjak digigit anjing atau hampir tiga bulan, korban tidak merasakan gejala apapun. Hingga lima hari sebelum meninggal, lanjut Yada, anaknya sempat mengeluhkan sakit pada tangan kanan. Mulai jari hingga pangkal tangan terasa panas, ngilu, dan pegal.

"Pulang kerja dari sawah anak saya bilang tangannya sakit, seperti kena air panas," ungkapnya.

Korban sempat dibawa ke dokter, namun sehari kemudian tidak ada perubahan baik. Lalu korban sempat dirawat di rumah sakit swasta selama dua hari pada Kamis (16/6/2022), hingga pada Jumat (17/6/2022) sekitar pukul 10.00 Wita, korban dinyatakan meninggal dunia. Saat ini korban sudah berada di rumah duka dan informasinya pengabenan dilaksanakan pada Kamis (23/6/2022) pekan depan.

Lurah Tegalcangkring, I Gusti Ngurah Eka Armadi, membenarkan salah satu warganya di Lingkungan Petapan Persidi, Kelurahan Tegalcangkring, meninggal dunia karena diduga rabies. Sutamayasa diketahui tidak mau ke puskesmas untuk mendapat VAR.

"Memang dikonfirmasi positif rabies dan yang bersangkutan infonya memang digigit dua bulan lalu. Tapi korban abai, karena gigitannya mungkin kecil dan bisa sembuh sendiri. Dari rumah sakit juga menyatakan rabies, dan sebelumnya warga ini mengalami gigitan anjing di tangan, tetapi tidak berobat," katanya,

Diungkapkan Eka Armadi, saat itu bukan hanya Sutamayasa yang digigit anjing rabies. Ada enam warga lain yang juga mengalami gigitan. Namun mereka langsung mendapatkan pengobatan VAR. Area sekitar pun dilakukan vaksin HPR massal dan eliminasi. Untuk itu ia mengimbau, jika ada gigitan anjing agar segera melaporkan diri untuk mendapatkan penanganan.

"Ini sebagai pembelajaran, seandainya ada gigitan segera hubungi pihak kesehatan," terangnya.




(irb/irb)

Hide Ads