30 Persen warga yang bermukim di Lingkungan Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, Bali mengalami demam dan nyeri sendi yang diduga mengarah pada gejala chikungunya. Kelian Banjar Dinas Ujung Pesisi, Yatimin berharap kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Karangasem agar secepatnya melakukan tindakan supaya virus tidak semakin menyebar ke warga yang lainnya.
"Harapan tyang (saya) selaku kelian Banjar Dinas maupun warga di Ujung Pesisi mengharapkan dari Dinas terkait untuk segera melaksanakan fogging agar penyebaran yang diduga penyakit chikungunya dapat segera terputus dan tidak meluas ke warga yang saat ini kondisinya masih sehat," kata Yatimin.
Yatimin mengatakan dari pendataan yang dilakukan oleh petugas dari Puskesmas Karangasem 2 memang ada ratusan warga yang mengalami gejala nyeri sendi, demam hingga lumpuh sementara sehingga diduga terkena chikungunya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari hasil pendataan hari ini dari 1.046 jiwa yang ada di Lingkungan Ujung Pesisi sekitar 30 persen warga diduga sempat terkena chikungunya karena mereka pernah mengalami panas, gejala nyeri sendi, demam," kata Yatimin.
Belasan petugas dari Puskesmas Karangasem 2 telah melakukan pengecekan dan pendataan kepada ratusan warga Lingkungan Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan dan Kabupaten Karangasem. Dari pendataan tersebut, warga ada yang mengalami nyeri sendi, demam, bahkan hingga lumpuh sementara.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, Kepala Puskesmas Karangasem 2 dr. I Gede Putu Dera Eka Adnyana mengungkapkan ratusan warga tersebut diduga kuat terkena chikungunya. "Dari hasil pengecekan yang kita lakukan ke warga yang pernah mengalami nyeri sendi, demam hingga lumpuh sementara memang diduga terkena chikungunya. Tapi ini baru dugaan belum bisa kita pastikan, karena untuk memastikan apakah benar chikungunya atau tidak, kita perlu melakukan cek lab," kata dr. Dera Eka Adnyana, Kamis (9/6/2022).
dr. Dera Eka Adnyana mengatakan tujuan para petugas dari Puskesmas Karangasem 2 dengan mendatangi rumah warga yang ada di Lingkungan Ujung Pesisi adalah untuk melakukan pengecekan dan pendataan terhadap warga yang pernah mengalami nyeri sendi, demam hingga lumpuh sementara.
Para petugas juga melakukan pemeriksaan terhadap tempat-tempat penampungan air yang ada di rumah-rumah warga untuk memastikan tidak ada jentik nyamuk di sana selain itu para petugas juga mengedukasi warga agar selalu menjaga kebersihan agar jangan sampai nyamuk dapat berkembang biak.
"Virus chikungunya dibawa oleh nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus tapi penyakit ini dapat sembuh secara sendiri dan gejalanya memang nyeri sendi, demam dan yang terberat bisa sampai mengalami lumpuh sementara tapi setelah hari ketujuh sudah membaik," kata dr. Dera Eka Adnyana.
Setelah melakukan pengecekan dan pendataan terhadap warga yang ada di Lingkungan Ujung Pesisi yang diduga terkena chikungunya nantinya akan dilaporkan dulu ke Dinas Kesehatan Karangasem agar bisa dilakukan langkah-langkah berikutnya.
"Nanti kita rencanakan akan lakukan penyemprotan untuk dapat membunuh nyamuk dewasa serta tadi juga kita sudah membagikan bubuk abate kepada masyarakat yang ada di Lingkungan Ujung Pesisi untuk ditaburkan di tempat-tempat penampungan air agar dapat membunuh jentik nyamuk," kata dr. Dera Eka Adnyana.
(kws/kws)