Cerita Ortu Alumni Puji Sistem Asrama-Pendidikan SMA Bali Mandara

Cerita Ortu Alumni Puji Sistem Asrama-Pendidikan SMA Bali Mandara

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Kamis, 02 Jun 2022 17:07 WIB
Siswa-siswi SMA Negeri Bali Mandara mengikuti sebuah acara di Aula Sekolah, Selasa (31/5/2022).
Foto: Siswa-siswi SMA Negeri Bali Mandara mengikuti sebuah acara di Aula Sekolah, Selasa (31/5/2022). (Made Wijaya Kusuma)
Denpasar -

SMA Bali Mandara kini berubah menjadi sekolah reguler, yang mana tidak ada lagi sistem asrama atau boarding school di tahun ajaran 2022/2023. Terkait hal tersebut, beberapa orang tua (Ortu) alumni SMA Bali Mandara pun mengaku menyayangkan dan prihatin akan keputusan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali tersebut.

Ortu alumni berharap sistem pendidikan berasrama bisa terus berlanjut, karena akan meringankan beban masyarakat yang mengalami kesulitan dari sisi ekonomi. Orang tua tidak perlu lagi memikirkan biaya pendidikan anaknya, sehingga bisa fokus mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

"Tentu saya sangat prihatin, seandainya saya diberi bantuan pendidikan langsung, mungkin uangnya saya belikan beras dan pulsa saja. Berbeda saat bantuan pendidikan dikelola oleh sekolah. Anak saya tidak beli baju seragam, tinggal di asrama dan orang tua tidak perlu khawatir tentang kehidupan anaknya, tidak perlu takut anaknya salah pergaulan karena dididik disiplin di SMA Bali Mandara," kata salah satu orangtua alumni SMA Bali Mandara, Dayu Kade Widiartini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dayu Kade Widiartini adalah Ibu dari siswa SMA Bali Mandara angkatan kedua, yakni Ida Bagus Dita Agastya. Kepada detikBali, Dayu Kade Widiartini mengaku dirinya sangat bersyukur ketika anaknya berhasil terpilih sebagai salah satu siswa di SMA Bali Mandara.

"Dulu saya dan keluarga hidup berpindah-pindah karena tidak punya rumah, saya guru honorer dan bapaknya buruh di perusahaan swasta yang kala itu sangat kesulitan untuk menyekolahkan anak. Astungkara ada bantuan dari pemerintah sehingga anak saya bisa sekolah gratis bagi anak miskin," katanya pada Kamis (2/6/2022).

ADVERTISEMENT

Dirinya pun berharap agar kebijakan yang menjadikan SMA Bali Mandara sekolah reguler itu dapat diubah. "Saya berharap Pak Koster untuk melihat lagi anak-anak (SMA) Bali Mandara yang berasal dari keluarga miskin. Kami adalah orang tua yang menikmati hasil dari bantuan pemerintah, berikan kesempatan untuk anak-anak miskin lainnya," sebutnya.

Ia juga berpesan kepada para alumni SMA Bali Mandara lainnya agar jangan sampai seperti kacang lupa kulitnya. "Perjuangkan beasiswa adik-adikmu biar mereka juga merasakan apa yang kalian rasakan. Dari tidak bisa sekolah sampai bisa bermimpi menjadi pemimpin masa depan," jelasnya.

Sementara itu, orangtua alumni SMA Bali Mandara lainnya, yakni I Gusti Putu Danendrayasa. Ia merupakan orangtua dari alumni SMA Bali Mandara angkatan kelima, yaitu I Gusti Made Andrian Sumantri. Danendrayasa merasa bersyukur anaknya bisa bersekolah dengan sistem pendidikan asrama di SMA bali Mandara.

"Saya mengucapkan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena bisa diterimanya anak saya masuk SMA Bali Mandara di tahun 2015 lalu dan saya sangat berterimakasih kepada jajaran pemerintah Provinsi Bali," sebutnya.

Menurutnya, SMA Bali Mandara telah memberikan wadah hingga kesempatan bagi warga miskin untuk dapat mengenyam pendidikan yang layak. Sehingga dari bersekolah di SMA Bali Mandara banyak terlahir anak-anak muda Bali yang berprestasi.

Disinggung mengenai perubahan pola layanan pendidikan SMA Bali Mandara, dirinya pun mengaku sangat prihatin dan kecewa. "Ini seolah-olah menghilangkan harapan dan cita-cita masyarakat miskin untuk bisa melanjutkan studi mereka ke jenjang lebih tinggi," katanya.

I Gusti Putu Danendrayasa berharap agar agar para alumni khususnya dapat saling berpegangan tangan untuk berjuang dan memberikan sumbangsihnya sehingga SMA Bali Mandara tetap ajeg dengan ciri khasnya sejak dulu, yakni boarding school tersebut.




(kws/kws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads