Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda, pembaca, merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Seorang warga asal Banjar Dinas Purwayu, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Karangasem, Bali, nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. NS (48) ditemukan tidak bernyawa, Minggu (29/5/2022) siang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
NS mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri dengan menggunakan kain di sebuah palang balok di kamar tidurnya. Aksi itu diduga dipicu masalah ekonomi lantaran korban sering merugi saat berjualan. Diketahui, korban selama ini jualan ikan laut keliling kampung.
Kapolsek Abang, AKP I Kadek Suadnyana mengatakan, kasus gantung diri tersebut diketahui pertama kali oleh saksi NG yang merupakan bibi mendiang. Dijelaskan, siang itu NG hendak membangunkan korban untuk makan.
Sempat dipanggil beberapa kali, korban tidak kunjung menjawab. NG juga sempat mengetuk pintu kamar NS, namun korban tetap tidak menjawab. Takut terjadi apa-apa, NG kemudian memanggil keluarganya untuk bersama-sama masuk ke kamar NS.
Saat pintu kamar dibuka, saksi kaget melihat NS sudah dalam keadaan tergantung di sebuah palang balok kamarnya dengan kain kamben. Saksi lalu memanggil tetangga terdekat untuk ikut memastikan kondisi korban.
Mereka kemudian melaporkan hal tersebut ke Polsek Abang untuk dilakukan penanganan. Tak berselang lama, petugas dari Polsek Abang dan tim medis dari Puskesmas Abang I tiba di rumah korban untuk melakukan pemeriksaan.
Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban dan dipastikan meninggal murni karena gantung diri. Dengan peristiwa tersebut keluarga mendiang mengaku sudah ikhlas menerima kepergian mendiang dan menolak untuk dilakukan aotopsi.
"Korban diduga mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri karena terlilit ekonomi. Di mana, saat korban berjualan ikan laut keliling kampung sering mengalami kerugian," kata AKP Suadnyana. (*)
(iws/iws)