Meski membuat keterangan palsu, DA, perempuan yang mengaku diculik masih diperiksa penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Tabanan. Polisi masih mendalami motif DA melakukan serangkaian kebohongan dengan mengaku diculik. Proses pemeriksaan dilakukan disertai pendampingan dari LBH maupun psikolog.
"Kenapa ia melakukan hal tersebut. Kita tidak bisa melepaskan latar belakang ia melakukan cerita tersebut," jelas Kapolres Tabanan, AKBP Ranefli Dian Candra, Kamis (5/4/2022).
Ia menambahkan, proses untuk mengungkap kebohongan itu masih terus dilakukan pihaknya. Karena dari awal apa yang disampaikan DA faktanya tidak benar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena keterangan yang disampaikan itu adalah karangan yang dibikinnya sendiri. Yang muncul karena ia takut pulang ke rumah terlalu malam dan takut dimarahi suami," ujarnya.
Dalam pemeriksaan sementara terungkap, cerita sebenarnya bahwa DA jalan dengan rekan prianya yang baru dikenalnya melalui media sosial. Baru beberapa hari kemudian janji untuk bertemu. Pada Sabtu (30/4/22) sore, pada saat mencari sayur, DA jalan dengan laki-laki itu hingga pukul 03.00 atau Minggu (1/5/22) pagi.
Saat pulang, DA mengadu kepada bapak mertuanya sekaligus minta perlindungan agar suaminya tidak marah.
"Oleh bapak mertuanya, ini tali, silahkan kamu ikat dirimu. Jadi kamu sebagai korban penculikan dan itu mengalir sampai di Kepolisian," ungkapnya.
Terlepas dari kebohongan itu, pihaknya akan mendalami kasus DA. Nefli menambahkan, saksi-saksi lainnya dari berbagai pihak yakni dari suami, bapak dan ibu mertuanya, termasuk rekan pria yang pada saat kejadian jalan dengan korban dan sudah diamankan.
Bahkan soal kemungkinan adanya motif perselingkuhan dalam kasus ini, Nefli enggan menjelaskannya saat ini.
"Masih kami dalami. Dan kami juga tidak terlepas bagaimana pemeriksaan dari psikologisnya," pungkasnya.
(nke/nke)