Pihak Kepolisian Polres Tabanan berjanji akan mengusut soal bule yang berpose telanjang di pohon Kayu Putih pada areal Pura Babakan, Desa Adat Bayan, Desa Tua, Kecamatan Marga.
Pengusutan itu sekaligus merespons harapan pihak prajuru Pura Babakan yang kecewa akibat tempat yang mereka sucikan dipakai aktivitas hal-hal yang tidak semestinya dilakukan.
Kepala Kepolisian Polres (Kapolres) Tabanan AKBP Ranefli Dian Candra menyebutkan, pihaknya belum memperoleh informasi detil terkait unggahan video di media sosial tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun secara singkat ia menyebutkan, pihaknya akan mengusut hal itu. "Akan kami turunkan tim untuk menyelidiki," ujarnya singkat, Rabu (4/5/2022).
Selain itu, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pihak Imigrasi. "Kami juga akan koordinasi dengan Imigrasi untuk penanganannya," pungkasnya.
Sebelumnya, prajuru Pura Babakan menyampaikak kekecewaan mereka terhadap bule yang berpose bugil pada pohon Kayu Putih di sekitar Pura Babakan.
Mereka berharap pihak terkait bisa melacak bule perempuan itu agar bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya secara sekala dan niskala.
"Mudah-mudahan dari dinas atau pihak terkait bisa melacak yang postingan-nya ada seperti itu. Mohon dilacak," ujar Penyarikan Pura Babakan, I Made Kurna Wijaya.
Ia memperkirakan, foto itu diambil sekitar lima atau enam tahun lalu. Atau di bawah 2019 lalu. Sebelum ada penjagaan.
"Sekarang ini sudah ada bale bengong. Jadi bisa monitor. Dulu masih semak-semak. Hanya ada jalan setapak saja ke sana (pohon)," imbuhnya.
Sekalipun ada di luar atau sisi luar penyengker pura, pohon Kayu Putih yang diperkirakan berusia tujuh abad itu tetap disucikan pengempon Pura Babakan.
Ia menyebutkan, dengan adanya kejadian seperti ini, pihaknya akan rembug dengan pengempon, pengelingsir, dan pemangku.
"Kemungkinan kami akan laksanakan upacara pembersihan atau guru piduka. Mungkin 20 hari ke depan. Kebetulan ada piodalan pada Anggara Kasih Julungwangi (Selasa Kliwon Wuku Julungwangi)," sebutnya.
Kurna mengatakan, upacara ini sebagai bentuk permohonan maaf terhadap yang melinggih di pura Kayu Putih.
"Karena kami meyakini ada yang melinggih di Pura Babakan dan pohon Kayu Putih. Selayaknya ada upacara pembersihan. Pengampura (meminta maaf secara niskala)," sebutnya.
Ke depannya, prajuru akan mengevaluasi lagi penjagaan yang ada, memperketat pengunjung yang datang dengan aturan-aturan sepantasnya datang ke areal pura atau tempat suci.
"Di sini pengunjung biasanya Sabtu dan Minggu saja. Banyaknya itu. Yang jaga tiga orang. Dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore. Di luar hari itu sepi. Karena kami juga biar bisa potong rumput atau ambi pekerjaan lainnya," tutur Kurna.
Bagaimana dengan tanggung jawab bule itu?
"Ini yang kami kurang mengetahuinya. Kami ingin menyusuri orangnya. Tapi kami kesulitan cari tahu orangnya siapa. Dari mana. Mudah-mudahan dinas terkait bisa membantu. Mohon untuk dilacak," pungkasnya.
(kws/kws)