Beredarnya video diduga tawuran di Jembrana mengungkap fakta lain yang miris. Ternyata ada perang sarung di wilayah Jembrana.
Fakta itu juga mengungkap adanya kenakalan remaja karena mengikuti tren yang beredar di media sosial. Kenakalan remaja itu sudah terjadi sejak beberapa hari terakhir.
Kepala lingkungan Loloan Timur, Kabupaten Jembrana, Bali, Muztahidin mengatakan, beberapa hari belakangan ini memang memperhatikan kenakalan remaja. Aksi anak-anak remaja usia 13 -16 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aksi anak-anak ini meresahkan masyarakat dan membahayakan diri mereka sendiri," ujarnya.
Perang sarung tersebut, diduga diawali hanya ingin ikutan konten-konten di media sosial. Konten itu meluas hingga ke kelompok remaja di desa dan titik pertemuan kelompok. "Lokasinya juga berpindah-pindah," ujarnya.
Menurutnya, mengenai perang sarung di wilayah Kelurahan Loloan Timur, selalu dicegah. "Jika ada, kami bubarkan bersama Lurah, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Kaling se-Loloan Timur
Mengenai video yang beredar di media sosial, Muztahidin menyebut ada penulisan narasi yang dinilai berlebihan. Padahal yang terjadi sebenarnya, warga bersama aparat kelurahan bersama bhabinkamtibmas Loloan Timur.
"Itu kami memang kami atensi setiap malam jagain anak-anak itu," jelasnya.
Bahkan dari kegiatan pemantauan dan pembubaran yang dilakukan, sempat mengamankan dua orang anak yang diduga melakukan perang sarung agar ada efek jera.
"Malah kita amankan 2 anak yang terlibat juga, biar ada efek jera," terangnya.
Diketahui sebelumnya diberitakan sebuah video diduga tawuran beredar di media sosial. Dalam video berdurasi 12 detik tersebut, diduga terjadi di Jembrana, tepatnya traffic light simpang empat ijo gading, tepatnya sebelah timur pasar ijo gading, Lingkungan Ketugtug, Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana.
Perang sarung menjadi tren baru yang sedang marak di berbagai wilayah di Indonesia. Perang sarung ini sudah banyak memakan korban lupa di berbagai daerah.
(nke/nke)










































