Prof Antara didemo lantaran mengeluarkan kebijakan asrama atau Udayana Integrated Student Dormitory (UISD) bagi Camaba angkatan 2022.
"Aksi ini bertujuan sebagai penekanan kepada Rektor saat audiensi di mana dia harus memberikan klarifikasi kepada kami mahasiswa, calon mahasiswa baru, orang tua calon mahasiswa baru tentang permasalahan ini," kata perwakilan mahasiswa Surya Timur kepada wartawan, Rabu (13/4/2022).
Sebelumnya, kebijakan asrama ini diwajibkan kepada Camaba Unud angkatan 2022.
Setelah ramai dikecam, Prof Antara kemudian mengeluarkan surat edaran yang intinya tidak lagi mewajibkan Camaba untuk tinggal di asrama.
Meski demikian, para mahasiswa, Camaba dan ortu Camaba tetep melakukan audiensi sekaligus demonstrasi kepada Prof Antara. Sebab mereka mendesak agar Prof Antara tidak hanya mengeluarkan SE, tetapi juga mengeluarkan surat keputusan (SK).
Berdasarkan pantauan detikBali, ratusan aksi massa yang terdiri dari organisasi mahasiswa, Maba dan Ortu Camaba Unud melakukan aksinya sekitar pukul sekitar pukul 15.00 WITA. Mereka tidak terima dengan kebijakan UISD yang dikeluarkan Prof Antara.
Awalnya sejumlah perwakilan mahasiswa dan ortu Camaba berkumpul di Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), tepatnya di belakang Rektorat Unud.
Sekitar pukul 14.56 WITA beberapa perwakilan mahasiswa dan ortu Camaba yang dipimpin oleh Presiden Mahasiswa Unud Derryl Dwi Putra hendak menemui rektor Unud.
Di depan pintu masuk rektorat mereka diberhentikan oleh sejumlah pihak rektorat Unud.
Pihak rektorat menyampaikan bahwa rektor akan menerima beberapa perwakilan mahasiswa dan ortu Camaba. Mahasiswa dan ortu Camaba keberatan dengan permintaan tersebut.
Mereka meminta Prof Antara untuk menemui semua mahasiswa dan ortu Camaba di Gedung Widya Sabha.
Permintaan saling ngotot antara pihak rektorat dengan mahasiswa tak menemui kejelasan.
Tak lama kemudian, ratusan mahasiswa datang dari belakang Rektorat Unud dengan membawa spanduk.
Berbagai spanduk itu mengecam kebijakan rektor yang hendak mewajibkan mahasiswa baru untuk tinggal di asrama.
Ada beberapa tulisan spanduk seperti "rektor pengayom investor", "kukira istimewa ternyata penuh biaya", "unggul mandiri wajib asrama, ekonomi sulit dormitory melilit" hingga "stop komersialisasi pendidikan".
Setelah halaman Rektorat Unud digeruduk ratusan mahasiswa dan ortu Camaba, Prof Antara akhirnya keluar menemui mereka.
Prof Antara kemudian memenuhi keinginan mahasiswa dan ortu Camaba untuk beraudensi secara bersama-sama di Gedung Widya Sabha Unud.
(kws/kws)