Unit emogaze asal Bali, Milledenials, bersiap mencatat sejarah dalam perjalanan musik mereka. Mereka resmi masuk dalam lineup Primavera a la Ciutat 2025, rangkaian dari festival musik bergengsi Primavera Sound di Barcelona, Spanyol.
Milledenials menjadi satu-satunya band asal Indonesia yang berkesempatan menjajal salah satu festival musik terbesar di Eropa tersebut. Mereka akan berbagi panggung dengan sejumlah musisi internasional seperti Sabrina Carpenter, Charli XCX, Jamie xx, dan masih banyak lagi.
"Kami semua sangat terkejut, tak menyangka," ujar pembetot bas Milledenials, Bagus Elel Aditya, kepada detikBali, Rabu (12/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vokalis Milledenials, Nadya, setali tiga uang. Ia menjelaskan kesempatan tampil di Eropa tak terlepas dari penampilan mereka di ajang AXEAN Festival 2024. Kala itu, mereka bertemu berbagai perwakilan industri musik internasional, termasuk dari Primavera.
Dari ajang AXEAN Festival itulah, Milledenials mendapatkan akses closed submission hingga akhirnya membawa mereka ke panggung Primavera a la Ciutat 2025. "Banyak teman dan penggemar yang ikut senang dan memberi selamat. Rasanya luar biasa bisa berbagi momen ini dengan mereka," ujar Nadya.
Saat ini, Milledenials sedang meracik mini album alias extended play (EP) terbaru yang akan dirilis pada Februari ini. Mereka berencana membawakan lagu-lagu dari EP tersebut di panggung Primavera a la Ciutat yang berlangsung pada 2-8 Juni 2025.
Bagi Milledenials, Primavera bukan sekedar panggung. Kesempatan tampil di panggung internasional itu akan mereka gunakan untuk menjangkau pendengar baru di Eropa. Bahkan, mereka berharap bisa berkolaborasi dengan musisi lainnya di festival tersebut.
"Semoga saja bisa berkolaborasi. Tapi kami hanya berencana, yang di atas menentukan," imbuhnya.
Mengenal Milledenials
Milledenials terbentuk pada 2020. Unit emogaze ini diperkuat oleh Nadya Narita (vokal), Billy Sukmono (gitar), Made Krisna Sanjaya (gitar, vokal), dan Bagus Elel Aditya (bass).
Nadya menuturkan Milledenials dibentuk secara natural dan tanpa perencanaan khusus. Pertemuan antara anggota band dimulai dengan Darin, mantan drummer mereka, yang memperkenalkan anggota lainnya melalui sesi jamming santai.
Lambat laun, proyek iseng-iseng itu berkembang menjadi sebuah proyek serius. "Semuanya terjadi begitu saja," tutur Nadya.
Sang gitaris, Billy, menjelaskan nama Milledenials diambil dari gabungan dua kata, yakni millennials dan denial. Menurutnya, Milledenials adalah refleksi para personelnya sebagai generasi milenial akhir. Mereka merasa para milenial kerap berada dalam penyangkalan atau denial terhadap berbagai aspek kehidupan.
"Kami merasa bahwa generasi kami mayoritas adalah orang yang denial," ujar Billy.
Warna musik Milledenials memadukan nuansa Midwest Emo dan Shoegaze. Menariknya, perpaduan warna musik yang sekilas tampak bertentangan itu mengalir begitu saja saat proses penciptaan lagu. Perbedaan selara musik para personel justru membuat musikalitas band ini semakin kaya.
"Tidak ada unsur kesengajaan, semuanya berjalan natural ketika kami berproses dalam pembuatan lagu," imbuh Krisna.
Sejauh ini, Milledenials telah merilis beberapa EP, di antaranya 5 Stages of Doomed Romance (2021), Split Feelings (2022), dan The Peak of Youth Life (2023). Pada Desember 2024, mereka juga berkesempatan tampil di ASEAN-India Music Festival di New Delhi, India.
(iws/iws)