Band alternative rock asal Bali, Navicula, merilis album piringan hitam/vinyl pertamanya. Album Archipelago Rebels dalam format piringan hitam itu menandai jalan panjang 27 tahun Navicula di dunia musik Tanah Air.
Archipelago Rebels merupakan album kesebelas Navicula. Album spesial ini berisi 14 lagu.
"Format piringan hitam dirilis karena permintaan gairah piringan hitam di Indonesia sudah mulai naik," kata vokalis sekaligus gitaris Navicula, Gede Robi, di Denpasar, Sabtu (27/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Album ini juga bertujuan untuk meningkatkan gairah musisi di Bali, mengingat format piringan hitam yang telah menjadi suatu kebutuhan. Dia juga memandang, saat ini penikmat piringan hitam tak lagi terbatas pada kolektor namun juga sudah mulai dinikmati generasi kekinian.
"Mendengarkan musik lewat vinyl jadinya musik lebih sakral dan orang biasanya kalau dengar vinyl lebih khusyuk. Kualitas rekaman juga lebih dalam makanya, mungkin itu sebabnya fanatik vinyl timeless," terangnya.
Dalam 14 lagu tersebut termasuk di dalamnya tiga single yang telah terbit sebelumnya. Di antaranya lagu Dinasti Matahari yang video klipnya menuai penghargaan sebagai Video Musik Terbaik di Indonesia oleh Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards 2022.
Kemudian, ada single kedua, Kembali ke Akar yang rilis tahun lalu. Serta, yang terbaru single 'Cinta yang Tak Biasa' yang secara resmi dipublikasikan berbarengan dengan perilisan album piringan hitam ini.
Selain itu, dimuat juga lagu History of Tomorrow yang dimana lagu ini tidak tersedia di album Archipelago Rebels format lain yang telah dirilis sebelumnya, yaitu format CD, kaset, dan platform digital.
![]() |
"History of Tomorrow ini lagu lama yang ada di kompilasi Greenpeace Senandung Energi Bumi yang bercerita tentang energi bersih dan ketergantungan kita pada energi fosil," ujarnya.
Album format piringan hitam ini hanya dirilis sebanyak 300 kopi yang tersebar di Bali dan Jakarta. Adapun harga yang dibanderol mulai dari Rp 500 ribu untuk satu keping.
Menurutnya, antusias masyarakat akan piringan hitam ini pun positif. Hanya dalam dua hari, 100 kopi sudah terjual.
"Pesan lagu-lagu (di album format piringan hitam ini) masih sama (dengan album-album sebelumnya). Navicula masih sama menggabungkan musik dengan sosial, ekologi, tapi ada juga lagu-lagu cinta," paparnya.
(dpw/dpw)